Jum'at, 13/11/2020 09:33 WIB
Kanker Payudara Dapat Dicegah Sejak Dini
BEKASI, DAKTA.COM - Kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan payudara. Kanker bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus), atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara.
Dalam program Bincang Sehat, Mitra Keluarga Bekasi bersama Dakta dengan tema "Apakah kanker payudara bisa dirunkan ke keluarga?, dr. Wim Panggarbesi, Sp. B (K) Onkologi selaku narasumber menjelaskan, kanker payudara terbentuk saat sel-sel di dalam payudara tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Sel tersebut umumnya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan. Meski biasanya terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa menyerang pria.
Pada stadium dini, kanker payudara dapat tidak menunjukkan gejala tertentu. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan Pemerikasaan Payudara Sendiri (Sadari) setiap bulan, 10 hari setelah masa haid berakhir. Hal yang mudah dilakukan seseorang dalam mendeteksi gejala kanker payudara, lanjut dr. Wim, yakni meraba dengan teliti searah jarum jam payudara untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan pada payudara. Karena jika ditemukan adanya benjolan pada bagian payudara sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
"Jika Anda menemukan benjolan di payudara, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Di beberapa kasus, ciri-ciri kanker payudara tahap awal bisa tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, dokter bisa mengidentifikasi benjolan di payudara tersebut kanker atau bukan dengan alat mammogram," paparnya.
Dokter yang juga praktik di Mitra Keluarga Bekasi setiap Selasa dan Jumat pukul 16.00-18.00 memaparkan faktor-faktor resiko pada seseorang terhadap kanker payudara, antara lain: wanita di atas usia 40 tahun, tidak sedang menyusui, pola makan tinggi kalori, atau memiliki pola hidup yang tidak sehat merupakan faktor resiko tinggi terkena kanker payudara.
"Tak hanya itu, Pada stadium dini, kanker payudara dapat tidak menunjukkan gejala tertentu. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan Sadari atau periksa payudara sendiri setiap bulan, 10 hari setelah masa haid berakhir. Raba dengan teliti searah jarum jam payudara untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan pada payudara," jelas dr. Wim.
Kanker payudara hingga kini masih menghantui kaum wanita, terutama mereka yang berusia diatas 40 tahun. Banyak cerita bagaimana perjuangan pasien untuk terlepas atau sembuh dari penyakit yang mematikan tersebut.
dr. Wim Panggarbesi juga menjelaskan beberapa langkah terapi bagi pasien kanker payudara, ada beberapa pilihan terapi, salah satunya penbedahan. Dulu, dilakukan pengangkatan payudara yang terkena kanker. Sekarang, bisa mempertahankan payudara. Bahkan setelah diangkat pun bisa dibuat payudara baru.
Selain itu ada kemoterapi, yakni pemberian obat untuk memperkecil ukuran sel tumor. Efeknya, bisa bekarja ke semua sel, tidak hanya sel ganas. Bisa ke folikel rambut, mukosa mulut, makanya rambut pasien rontok. atau pasein sering sariawan.Terapi lainnya adalah radioterapi atau pemberian sinar berkekuatan tinggi seperti sinar x dan sinar gama untuk menghancurkan sel kanker. Terapi ini biasanya dilakukan setelah pembedahan untuk membersihkan sisa-sia sel kanker atau sebelum pembedahan disertai kemoterapi, untuk memperkecil ukuran sel kanker.
"Untuk itu memerikasa secara berkala adalah hal penting, baik pemeriksaan secara sendiri ataupun pemeriksaan secara medis (Sadanis). Bagi seseorang yang memiliki anggota keluarga yang terkena kanker payudara, artinya anggota keluarga tersebut cukup beresiko untuk mengalami hal serupa," paparnya.
Hingga saat ini tercatat sekitar 5 persen sampai 10 persen dari penderita kanker payudara disebabkan oleh faktor genetik. Tubuh manusia normal memiliki gen yang mengendalikan pertumbuhan tumor yang disebut Gen BRCA1 dan BRCA2. Apabila gen ini rusak atau bermutasi, maka pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akhirnya timbul sel kanker. Jenis kanker ini juga mungkin diturunkan orang tua kepada anak.
Reporter | : |
- PT Siloam International Hospitals Tbk Umumkan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Baru
- Waspdai Penyakit TB. Ini Penjelasan Dokter Eka Hospital Bekasi
- Siloam Hospitals Mampang Gelar Bincang Sehat: Penanganan Komprehensif Orthopedi dan Ekstremitas Atas dan Bawah
- Peran Jantung dalam Kesehatan Tubuh dan Penanganan Penyakit Kardiovaskular di Siloam Hospitals Lippo Cikarang
- Siloam Hospital Lippo Village Gelar Acara Strength in Style untuk Dukung Penyintas Kanker
- Mochtar Riady Resmikan Nano Device Laboratory di FTUI, Dorong Pengembangan Industri Chip dan Teknologi Nano di Indonesia
- AKSI RELAWAN MANDIRI DAN IPB UNIVERSITY SEDIAKAN LAYANAN KESEHATAN DAN PENGOBATAN GRATIS BAGI WARGA CILEUKSA, BOGOR
- Siloam Hospital Kebon Jeruk Rayakan 10 Tahun Deep Brain Stimulation Therapy untuk Penyakit Parkinson di Indonesia
- Siloam Hospitals Lippo Cikarang Berpartisipasi Dalam Program Khitanan Massal Forsil WMLC
- Hansaplast Gelar Sunat Massal Gratis di Kota Bekasi
- Siloam Hospital Group Gelar Simposium Kesehatan Bertajuk Scientific Update in Pediatric
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
0 Comments