Selasa, 15/09/2020 09:22 WIB
Dosen IPB University Ciptakan Garam Sehat dari Rumput Laut
JAKARTA, DAKTA.COM - Dosen IPB University Prof. Nurjanah berhasil menciptakan inovasi produk garam yang berasal dari rumput laut sebagai solusi untuk mengonsumsi garam tapi menyehatkan.
"Terciptanya inovasi garam rumput laut ini karena adanya trend konsumen Indonesia yang beralih memilih healthy lifestyle kian meningkat sehingga menjadikan garam rumput laut ini alternatif untuk mengurangi konsumsi mineral natrium (na)," kata Prof. Nurjanah berdasarkan keterangan IPB University yang diterima di Jakarta pada Selasa (15/9).
Menurut akademisi dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) itu, ide garam berasal dari rumput laut itu berasal dari fakta hipertensi atau darah tinggi merupakan penyakit yang banyak diderita pasien dari berbagai kalangan masyarakat. Selain itu kasus penderitanya juga meningkat setiap tahunnya.
Konsumsi garam berlebih menjadi salah satu faktor utama munculnya hipertensi dengan adanya tren makanan cepat saji tinggi kadar lemak jenuh, garam, gula, dan rendah serat makanan serta mengandung bahan tambahan pangan berupa pengawet, pewarna, pemanis, perisa, pengental, perenyah, penyedap dan lain-lain.
Karena itu dia melihat potensi dari rumput laut karena wilayah Indonesia 70 persen terdiri dari laut. Ada 555 jenis rumput laut (makroalga) dan yang sudah dimanfaatkan tidak lebih 10 spesies.
Menurut dia, pemanfaatan rumput laut sebagai pangan fungsional sangat menjanjikan baik untuk mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan imunitas tubuh.
Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah terciptanya lapangan pekerjaan dari Sabang sampai ke Merauke yang memiliki pantai dengan berbagai jenis rumput laut yang belum dimanfaatkan sampai saat ini.
"Terutama bagi pasien hipertensi dengan memanfaatkan mineral lain yang terdapat dalam rumput laut yaitu Mg, Zn, Se, Fe, dan Cu yang dibutuhkan tubuh sebagai prekursor untuk antioksidan endogen (SOD, katalase, dan glutation) termasuk K dan lain sebagainya. Selain itu, garam rumput laut kaya akan senyawa aktif yang sudah diteliti memiliki sifat antioksidan," jelas akademisi IPB University itu.
Menurut dia, hasil penelitian dari beberapa jenis rumput laut juga memiliki zat aktif yang berfungsi sebagai antimikroba, antiinflamasi, antitumor, antikanker, antihipertensi yang sangat menguntungkan. Oleh karena itu, harapannya garam rumput laut yang dihasilkan, selain memberi cita rasa asin dan aroma nori, masih memiliki serat yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Garam rumput laut masuk kategori garam diet sehingga berbeda dengan garam konsumsi, dari segi manfaat dan kandungan, beda garam diet dari garam biasa terutama pada kadar NaCl yang rendah yaitu kurang dari 60 persen dan dengan rasio Na:K mendekati atau 0,3-1. Selain itu dapat juga digunakan sebagai pangan fungsional karena komposisinya.
Ia mengakui harga garam rumput laut memang sedikit lebih mahal dibanding garam rendah natrium lainnya. Hal ini disebabkan karena garam rumput laut diproduksi dengan skala laboratorium tapi jika bisa diterapkan dengan teknologi yang lebih efisien dengan skala industri, harganya mestinya bisa lebih murah.
Inovasi garam rumput laut ini sendiri masih dalam tahap pengembangan untuk pengujian biologis secara in vivo sehingga pemasaran secara skala besar belum dilakukan.
Bagi industri yang ingin mengembangkan garam yang kaya manfaat ini, dari segi legalisasi mungkin harus dipenuhi terlebih dahulu semua persyaratannya seperti pengurusan BPOM dan Halal. Selain itu, adanya perjanjian kontrak antara perusahaan dan inventor.
"Dari inovasi ini saya berharap dapat menghasilkan garam rumput laut tropika dalam skala industri yang memenuhi standar kesehatan dan berbadan hukum yang sekaligus berfungsi sebagai pangan fungsional yang dapat meningkatkan imunitas tubuh," tegasnya.
Selain itu, Nurjanah juga berharap akan adanya optimalisasi teknik produksi garam rumput laut rendah sodium, mereduksi aroma khas ikan dengan berbagai teknik pra-perlakuan dan aplikasi aroma asap. Dia juga ingin akan ada pengembangan teknik pengemasan dan penyimpanan produk garam rumput laut, dan diaplikasikan pada berbagai produk pangan.**
Editor | : | |
Sumber | : | Antara |
- Hari Karantina ke-147, Barantin Terus Tingkatkan Perlindungan Keanekaragaman Hayati
- Aksi Tanam Sejuta Pohon Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Bekasi
- Petualangan Menegangkan: Menaklukkan Track Terjal Menuju Curug
- Inovasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi; Pemanfaatan Ulang Sampah (Puasa) dengan Pembangunan Sorting Centre Dan Eco System Advance Recycling (So CESAR)
- Produsen Kemasan Daur Ulang FajarPaper Ikut Serta Dalam Festival Peduli Sampah Nasional 2023
- HUT BSIP, Plt. Wali Kota Bekasi Gelorakan Semangat Menjaga Lingkungan Sehat
- Program Ketahanan Pangan Mengorbankan Lingkungan dan Petani
- Ridwan Kamil Akan Bangun Jalur Khusus Truk Tambang Akhir Tahun Ini
- Kendalikan Pencemaran Udara, DKI Gandeng Tangsel dan Bekasi untuk Uji Emisi
- Mikroplastik di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Alami Peningkatan Semasa Pandemi
- Waspada, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Sebabkan Risiko Kesehatan yang Cukup Mengkhawatirkan
- PP Pelindungan ABK Diterbitkan, ABK Penggugat Presiden: “Perjuangan Belum Berakhir!”
- Greenpeace Kritik Pemerintah Bungkam soal Kualitas Udara DKI Terburuk
- Keindahan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
- Warga Keluhkan Ada Polusi Udara, Kepala KSOP Marunda: Udara Tercemar Bukan dari Pelabuhan
0 Comments