DAKTA.COM - Makanan dan minuman adalah bentuk rezeki yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan kepada hamba-Nya. Setiap rezeki itu harus disyukuri sebagai bentuk menghargai pemberian dari Sang Khaliq.
Umumnya setiap orang pernah menjumpai makanan yang tidak sesuai dengan seleranya, seperti terlalu asin, pedas, pahit, dan sebagainya.
Salah satu bentuk adab yang perlu diperhatikan berkaitan dengan makanan adalah adanya larangan untuk mencela atau menghina makanan.
Contoh perbuatan mencela makanan, misalnya perkataan "tidak enak", “terlalu asin”, “makanan ini kurang garam”, dan kalimat-kalimat semacam itu.
Sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sekali pun. Apabila beliau berselera (suka), beliau memakannya. Apabila beliau tidak suka, beliau pun meninggalkannya (tidak memakannya).” (HR. Bukhari no. 5409 dan Muslim no. 2064)
Artinya, jika sesorang tidak menyukai suatu makanan maka hendaklah ia meninggalkannya atau tidak memakannya, tanpa mencela makanan tersebut, sebagaimana diterangkan dalam hadits shahih di atas.
Namun sebaliknya, jika seseorang menyukai makanan yang disuguhkan hendaklah ia menyantap dan memakannya sampai habis. Wallahu a'lam bish-shawabi.
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Mengapa Agama Jadi Kriteria Utama Calon Istri Menurut Islam? Begini Penjelasannya
- Banyak Gunung Alami Erupsi, Benarkah Pertanda Kiamat Dekat?
- 8 Keutamaan Mengajarkan Ilmu
- Sikap-Sikap yang Termasuk dalam Kemurtadan
- Ramadhan Telah Pergi, Bagaimana Kualitas Keimanan Kita?
- Hindari Kufur Nikmat, Berikut Lima Cara Mendapat Kepuasan Hidup
- Empat Janji Allah yang Tertuang Dalam Alquran
- Muhasabah Bagi Mukmin
- Cara Mempertahankan Iman Setelah Ramadhan
- Istighfar Sebagai Pembuka Pintu Rezeki
- Parfum Jabir bin Hayyan
- Bagaimana Islam Memandang Kesehatan Mental?
- Doa Meminta Keturunan yang Saleh
- Ikhtiar dan Tawakal
- Keajaiban Rezeki
0 Comments