Daktatorial /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 08/09/2020 13:12 WIB

Potensi Covid-19 Klaster Industri di Bekasi⁣

Kawasan Industri MM2100
Kawasan Industri MM2100
BEKASI, DAKTA.COM - Beberapa waktu terakhir klaster industri atau perusahaan menjadi momok penyebaran kasus Covid-19 di Kota dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.⁣
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, setidaknya ada 30 perusahaan yang telah melaporkan bahwa karyawannya terpapar Covid-19.⁣
 
⁣Kabid Hukum Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Bekasi, Nur Fahroji ⁣ mengungkapkan klaster industri ini seperti bola salju yang semakin hari kasusnya akan terus bertambah.
 
Ia mengaku, pencegahan Covid-19 bagi kaum buruh hanya retorika semata, karena di saat sekolah diliburkan, ASN bekerja dari rumah, akan tetapi buruh tetap bekerja sejak awal berkembangnya pandemi.
 
"Kalau kita lihat, dari berangkat menggunakan mobil jemputan hingga pulang kerja menggunakan angkutan umum dan mereka berdekatan, jadi sangat rentan penyebarannya. Harus ada antisipasi agar para pekerja bisa meminimalisasi penularan Covid-19," ungkapnya dalam Dialog Publik Radio Dakta melalui Zoom, Selasa (8/9).
 
Menurutnya, terkuaknya pekerja yang positif Covid-19 di perusahaan besar karena adanya testing, meskipun diakuinya hal itu baru dilakukan jika ditemukan korban.
 
"Ada tes itu ketika sudah ada korban, setelah itu baru dilakukan swab test. Bagaimana kalau perusahaan yang kecil? Banyak dari mereka yang menutup-nutupi kasus Covid-19," jelasnya.
 
Menekan Kasus Covid-19 di Kawasan Industri
 
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bekasi⁣, Suhup menjelaskan berdasarkan pantauan di lapangan, perusahaan di kawasan industri sudah melakukan protokol kesehatan dengan baik. Namun, ia mengaku, perusahaan tidak bisa mengontrol karyawannya selama 24 jam, sehingga di luar jam kerja aktivitas karyawan tidak terpantau.
 
"Ketika mereka (pekerja) pulang, di jalan atau di lingkungannya ini yang barangkali tidak terpantau. Jadi barangkali virus itu dibawa dari luar ke perusahaan," katanya.
 
Ia meminta kesadaran dari para pekerja untuk mematuhi protokol kesehatan ketika berada di lingkungannya. Karena, pemerintah daerah maupun perusahaan tidak mungkin melakukan pemantauan secara penuh.
 
 
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19⁣ Jawa Barat, Daud Achmad⁣ mengatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada Jumat (4/9) lalu telah meninjau protokol kesehatan di kawasan industri Kabupaten Bekasi.
 
"Pak Gubernur melihat tempat kerja masih minim ventilasi, sehingga diinstruksikan untuk membuatnya agar sirkulasi udara dapat mengalir," ucapnya.
 
Gubernur Jawa Barat, lanjutnya, juga meminta dilakukan tes Covid-19 secara masif dan rutin di pabrik. Selain itu, perusahaan juga diminta menyiapkan ruang isolasi mandiri bagi karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19.
 
"Klaster industri ini disinyalir penularannya dari luar pabrik. Pak Gubernur mengimbau pabrik menyiapkan semacam formulir sederhana bagi karyawannya untuk mengisi kegiatan sepulang kerja," tuturnya.
 
Menurutnya, kebiasaan karyawan yang berkerumun seperti merokok dan ngopi saat jam istirahat juga disinyalir menjadi faktor penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya akan memerintahkan perusahaan menutup smoking area.
 
Keberhasilan Penanganan Covid-19 Perlu Usaha Bersama
 
Epidemologi Universitas Islam Bandung⁣, Dr. Fajar Awalia Yulianto menjelaskan penanganan klaster industri Covid-19 perlu terorganisasi baik itu dari pemerintah daerah, perusahaan, karyawan maupun keluarga di rumah.
 
"Penanganannya sudah menuju lebih baik, tapi ini perlu usaha bersama dalam menekan penularan virus," ujarnya.
 
Ia setuju adanya penutupan smoking area untuk mengurangi kontak interaksi antar pekerja.
 
Selain itu, ia mendorong untuk dilakukan tracing menggunakan catatan dari karyawan untuk memudahkan pelacakan jika ada yang positif terinfeksi virus corona.
 
"Penggunaan asrama atau ruang isolasi bagi pekerja juga penting untuk difasilitasi oleh perusahaan, agar antisipasi penyebaran Covid-19 bisa diantisipasi," katanya. 
 
Dialog Publik Radio Dakta kali ini mengangkat tema "Potensi Covid-19 Klaster Industri di Bekasi⁣" dengan menghadirkan Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19⁣ Jawa Barat, Daud Achmad; Kepala Disnaker Kabupaten Bekasi⁣, Suhup; Epidemologi Universitas Islam Bandung⁣, Dr. Fajar Awalia; ⁣Kabid Hukum Konsulat Cabang FSPMI Bekasi, Nur Fahroji⁣  melalui aplikasi Zoom pada Selasa (8/9). **
 
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 70270 Kali
Berita Terkait

0 Comments