Potensi Araceae untuk Ketahanan Pangan di Masa Pandemi
JAKARTA, DAKTA.COM - Tumbuhan talas-talasan termasuk dalam keluarga Araceae. Tumbuhan ini sering dimanfaatkan sebagai sumber pangan, tanaman hias, dan obat. Tumbuhan ini mudah dikenali dengan bentuk daun dan coraknya yang beraneka, serta memiliki bunga tongkol yang seludangnya berwarna-warni.
Saat ini terdapat lebih dari 600 jenis Araceae di Indonesia. Hutan di Indonesia menyimpan keanekaragaman jenis Araceae yang tersebar di setiap pulaunya.
“Kalimantan adalah surga bagi berbagai jenis Araceae, namun potensinya masih perlu dieksplorasi,” ungkap Ni Putu Sri Asih, peneliti Araceae di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Lipi) dikuti dari website Lipi, Jumat (4/9).
Menurut Sri Asih, masyarakat lebih mengenal Araceae sebagai tanaman pangan, terutama dari jenis Amorphophallus atau suweg, porang, dan talas (Colocasia esculenta). Ada pula Cyrtosperma merkusii yang digunakan sebagai salah satu makanan pokok di Sulawesi Utara.
Di masa pandemi, saat pemerintah mulai mengimbau gerakan ketahanan pangan bagi masyarakat, talas atau suweg bisa menjadi solusi bagi cadangan karbohidrat selain beras.
“Masyarakat bisa mengolah umbinya sebagai campuran beras, penganan rebusan, serta diolah menjadi kue,” imbuhnya.
Araceae juga banyak diminati sebagai tanaman hias. Penggemar Araceae umumnya tertarik dengan bentuk daunnya dan perawatan yang relatif mudah. Tidak heran, Araceae menjadi tanaman hias favorit untuk berkebun di masa pandemi Covid-19.
“Sebagian besar Araceae hidup di dataran rendah hingga sedang, ia hanya memerlukan habitat hidup berhumus, porous, dan lembab,” ujarnya.
Beberapa jenis Araceae asal Indonesia yang berpotensi sebagai tanaman hias antara lain berbagai jenis Alocasia, Spathiphyllum, Schismatoglottis, Rhaphidophora, Scindapsus, dan Homalomena.
“Araceae asli Indonesia ini umumnya memiliki bentuk daun yang unik, tidak kalah cantik dengan Monstera, jenis Araceae dari luar negeri yang sedang naik daun,” terangnya.
Di sisi lain, potensi Araceae sebagai tanaman obat masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
“Selama ini pengetahuan mengenai potensi Araceae sebagai obat justru berasal dari kearifan lokal yang berkembang di masyarakat, misalnya Alocasia longiloba bisa dimanfaatkan sebagai obat luka. Ini bisa menjadi peluang bagi peneliti untuk mendalami potensi Araceae,” jelas Sri Asih.
Meskipun status Araceae di habitat aslinya, khususnya di hutan Indonesia, masih mudah ditemukan, tetapi ancaman degradasi hutan berpotensi merusak habitat Araceae di alam. Di samping itu, studi populasi mengenai Araceae masih terbatas, sehingga status konservasinya belum teridentifikasi dengan baik.
"Masyarakat yang mengambil Araceae di alam tetap memiliki kesadaran untuk melestarikannya bagi generasi mendatang," harapnya. **
Editor | : | |
Sumber | : | Lipi.go.id |
- Hari Karantina ke-147, Barantin Terus Tingkatkan Perlindungan Keanekaragaman Hayati
- Aksi Tanam Sejuta Pohon Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Bekasi
- Petualangan Menegangkan: Menaklukkan Track Terjal Menuju Curug
- Inovasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi; Pemanfaatan Ulang Sampah (Puasa) dengan Pembangunan Sorting Centre Dan Eco System Advance Recycling (So CESAR)
- Produsen Kemasan Daur Ulang FajarPaper Ikut Serta Dalam Festival Peduli Sampah Nasional 2023
- HUT BSIP, Plt. Wali Kota Bekasi Gelorakan Semangat Menjaga Lingkungan Sehat
- Program Ketahanan Pangan Mengorbankan Lingkungan dan Petani
- Ridwan Kamil Akan Bangun Jalur Khusus Truk Tambang Akhir Tahun Ini
- Kendalikan Pencemaran Udara, DKI Gandeng Tangsel dan Bekasi untuk Uji Emisi
- Mikroplastik di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Alami Peningkatan Semasa Pandemi
- Waspada, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Sebabkan Risiko Kesehatan yang Cukup Mengkhawatirkan
- PP Pelindungan ABK Diterbitkan, ABK Penggugat Presiden: “Perjuangan Belum Berakhir!”
- Greenpeace Kritik Pemerintah Bungkam soal Kualitas Udara DKI Terburuk
- Keindahan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
- Warga Keluhkan Ada Polusi Udara, Kepala KSOP Marunda: Udara Tercemar Bukan dari Pelabuhan
0 Comments