Kamis, 03/09/2020 10:08 WIB
Ini Penjelasan Proses Terjadinya Trending Topic
DAKTA.COM - Twitter menjelaskan latar belakang sebuah topik menjadi tren di platformnya dengan menyematkan salah satu cuitan pada topik yang ramai dibicarakan atau trending topic.
Langkah itu diambil Twitter setelah melihat banyak pengguna mempertanyaan sebuah topik bisa menjadi tren di Twitter.
"Mengapa ini menjadi tren?" Pertanyaan itu sebenarnya di-Tweet lebih dari setengah juta kali selama setahun terakhir!," ujar Twitter dalam postingan blog resminya, dikutip Kamis (3/9).
"Untuk membantu dalam hal ini, kami menambahkan Tweet yang dipasangi pin dan deskripsi tentang tren untuk membantu menjelaskan mengapa sesuatu menjadi tren," Twitter melanjutkan.
Beberapa topik yang sedang tren akan dilengkapi dengan cuitan perwakilan yang disematkan untuk memberi lebih banyak informasi tentang topik yang sedang tren tersebut.
Twitter menggunakan kombinasi algoritma dan tim kurasi untuk menentukan apakah sebuah cuitan mewakili dan mencerminkan topik yang sedang tren.
"Algoritma kami dirancang untuk mengidentifikasi cuitan perwakilan yang tidak berpotensi menyinggung, spam, atau diposting oleh akun yang mencoba memanfaatkan sistem kami," kata Twitter.
Penambahan cuitan yang disematkan pada topik yang sedang tren tersebut telah dirilis di iOS maupun Android, dan segera hadir di twitter.com.
Twitter juga akan menambahkan deskripsi singkat pada sebuah topik yang sedang tren untuk membantu menambah konteks.
Dalam beberapa pekan mendatang, Twitter juga akan menambahkan deskripsi singkat pada sebuah topik yang sedang tren untuk membantu menambah konteks.
"Deskripsi tersebut akan memberikan konteks langsung dan bersumber jelas seputar mengapa sesuatu menjadi tren," Twitter menjelaskan.
Deskripsi tentang tren tersebut dikembangkan oleh tim kurasi Twitter, dan dapat ditemukan di twitter.com dan Twitter untuk iOS dan Android.
Cuitan yang disematkan dan deskripsi tentang tren akan tersedia di Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Kolombia, Mesir, Prancis, India, Irlandia, Jepang, Meksiko, Selandia Baru, Arab Saudi, Spanyol, Inggris Raya, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
"Untuk memperjelas percakapan, kami berharap dapat menambahkan lebih banyak konteks ke lebih banyak tren dari waktu ke waktu," ujar Twitter. **
hkg
Editor | : | |
Sumber | : | Antara |
- Rekomendasi Smartphone Oppo Terbaru 2024
- OPPO Experience Store hadir di Summarecon Mall Bekasi
- Pop Up Store OPPO Find N2 Flip Hadir di Summarecon Mal Bekasi
- Tips Membuat Nama FF Aestetik yang Keren
- Cara Mengaktifkan Tema Baru di WhatsaApp
- Cara Mengatasi Kode QR Whatsapp tidak Valid
- Cara Mengatasi Kode QR Whatsapp Tidak Valid
- Cara Unduh Video Tiktok Tanpa Watermark Dengan WapTik.co.id
- Fitur WhatsApp GB Versi Terbaru 2023
- Cara Memakai X8 Speeder dengan Mudah Untuk Menangkan Banyak Cuan
- Permudah Kalibrasi Bagi Industri Manufaktur, Ralali Luncurkan Kalibrasi.com
- Perlindungan Konsumen Digital Masih Perlu Ditingkatkan
- Evaluasi Ekonomi Digital 2022, Inklusi, Konektivitas Internet dan Perlindungan Konsumen Masih Jauh dari Harapan
- Setting Kecepatan Game dengan X8 Speeder
- 7 Aplikasi Penghasil Saldo GoPay yang Terbukti Membayar
0 Comments