Ahad, 12/07/2020 11:26 WIB
Bagaimana Kandungan Gizi Makanan yang Dibekukan?
DAKTA.COM - Pembekuan jadi cara praktis untuk mengawetkan makanan atau membuatnya tahan lama. Namun, bagaimana dengan kandungan dan nilai gizi makanan yang dibekukan?
Masyarakat mengenal banyak jenis frozen food atau makanan beku. Mulai dari makanan segar seperti ikan, daging, buah, dan sayuran, hingga makanan olahan seperti nugget, sosis, bakso, shrimp roll, dan sebagainya.
Belakangan, popularitas frozen food kembali menanjak. Makanan beku dinilai sebagai solusi praktis di tengah pandemi Covid-19 yang membatasi rentang gerak dan mobilitas masyarakat.
Ahli gizi klinis, Juwalita Surapsari menjelaskan, membekukan makanan merupakan metode yang baik untuk memperpanjang umur atau lama simpan makanan agar tidak rusak dan membusuk. Cara ini dinilai tidak akan mengurangi nilai gizi dalam makanan.
Menyimpan makanan dengan cara mendinginkan pada suhu 4 derajat Celcius atau dibekukan pada suhu 0 derajat Celcius dapat menghindari makanan dari kontaminasi bakteri.
"Ada yang disebut dengan temperature danger zone, yaitu pada suhu 5-60 derajat, bakteri mudah mengontaminasi makanan. Dengan menyimpan di kulkas atau bahkan freezer akan mencegah kontaminasi tersebut dan tetap mempertahankan nilai gizinya," kata Juwalita dikutip dari CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Kandungan gizi dalam makanan yang dibekukan juga tidak akan berkurang.
"Makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak tidak akan berkurang dengan proses pembekuan bahan makanan," ucap Juwalita.
Makanan segar seperti buah dan sayur justru akan lebih baik jika disimpan dengan cara dibekukan. Buah dan sayur mengandung vitamin dan mineral yang akan lebih bertahan jika dibekukan, dibandingkan saat disimpan di suhu ruang.
Pada suhu ruang, buah dan sayur akan mengalami oksidasi atau bereaksi dengan oksigen dan udara bebas sehingga merusak kandungan vitamin dan mineral yang ada di dalamnya.
"Nilai gizi akan menurun ketika disimpan dalam suhu ruang," tutur Juwalita yang berpraktik di RSPI Pondok Indah ini.
Hal yang sama juga berlaku pada makanan olahan dibekukan, sebagaimana yang belakangan sedang marah. Kandungan gizi dalam makanan, sebut Juwalita, tidak akan berubah.
Namun, Juwalita memberi catatan, makanan olahan memiliki nilai gizi yang buruk dan rendah nutrisi.
"Kandungan nutrisi tidak berubah, namun makanan olahan tersebut biasanya tinggi lemak jenuh dan garam," ujar Juwalita.
Mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan tinggi garam dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker. **
Editor | : | |
Sumber | : | CNN Indonesia |
- PT Siloam International Hospitals Tbk Umumkan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Baru
- Waspdai Penyakit TB. Ini Penjelasan Dokter Eka Hospital Bekasi
- Siloam Hospitals Mampang Gelar Bincang Sehat: Penanganan Komprehensif Orthopedi dan Ekstremitas Atas dan Bawah
- Peran Jantung dalam Kesehatan Tubuh dan Penanganan Penyakit Kardiovaskular di Siloam Hospitals Lippo Cikarang
- Siloam Hospital Lippo Village Gelar Acara Strength in Style untuk Dukung Penyintas Kanker
- Mochtar Riady Resmikan Nano Device Laboratory di FTUI, Dorong Pengembangan Industri Chip dan Teknologi Nano di Indonesia
- AKSI RELAWAN MANDIRI DAN IPB UNIVERSITY SEDIAKAN LAYANAN KESEHATAN DAN PENGOBATAN GRATIS BAGI WARGA CILEUKSA, BOGOR
- Siloam Hospital Kebon Jeruk Rayakan 10 Tahun Deep Brain Stimulation Therapy untuk Penyakit Parkinson di Indonesia
- Siloam Hospitals Lippo Cikarang Berpartisipasi Dalam Program Khitanan Massal Forsil WMLC
- Hansaplast Gelar Sunat Massal Gratis di Kota Bekasi
- Siloam Hospital Group Gelar Simposium Kesehatan Bertajuk Scientific Update in Pediatric
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
0 Comments