Sabtu, 27/06/2020 10:11 WIB
Jabar Lakukan Rapid dan Swab Test Berkala
BOGOR, DAKTA.COM - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan melakukan rapid test dan swab test di tiga lokasi di Bogor untuk mengantisipasi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dinas Kesehatan menyiapkan 1.200 kit rapid test untuk pelaksanaan rapid test di tiga lokasi di Bogor.
Tiga lokasi tersebut, yakni di Stasiun Bogor 500 kit, di Stasiun Bojonggede 500 kit, dan di Pondok Pesantren Al Falakiyah Kota Bogor 200 kit. Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti, di Kota Bogor, Jumat (26/6) mengatakan, Dinas Kesehatan agar melakukan rapid test dan swab test secara periodik, untuk memetakan sekaligus mengantisipasi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Dari beberapa kali hasil tes bisa menjadi bahan pertimbangan kajian epidemiologi untuk menentukan tingkat kewaspadaan suatu daerah," kata Siska Gerfianti di saat memantau pelaksanaan rapid test dan swab test di Stasiun Bogor.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan rapid tes di Stasiun Bogor dan Stasiun Bojonggede. Sasarannya untuk mengetahui pemetaan penyebaran Covid-19 di moda transprotasi kereta commuterline atau kereta rel listrik (KRL).
"Dari hasil rapid tes dan swab tes ini akan diketahui, apakah moda transportasi KRL sudah aman dan apakah sudah dapat ditingkatkan kapasitas angkutnya," katanya.
Menurut Siska, dari arahan Gubernur Jawa Barat itu, akan dirapatkan lagi oleh Dinas Kesehatan berapa banyak rapid test dan swab test yang akan dilakukan dan berapa frekuensinya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyatakan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang sudah memfasilitasi pelaksanaan rapid tes dan swab tes di Stasiun Bogor.
Menurut dia, jumlah kit rapid test-nya sudah signifikan untuk memetakan penyebaran Covid-19 di moda tranpsortasi massal KRL.
"Dari hasil rapid test dan swab test ini akan dapat digunakan untuk pemetaan yang lebih akurat sehingga bisa merancang kebijakan yang lebih tepat," katanya.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, sedang mempertimbangkan, jika penyebaran Covid-19 di moda transportasi sudah sangat landai atau bahkan nihil maka dapat diusulkan untuk meningkatkan kapasitas penumpang KRL. "Kalau saat ini setiap gerbong diisi maksimal 70 orang, maka bisa kita usulkan untuk ditambah menjadi 100 orang, sehingga tidak ada penumpukan penumpang lagi pada pagi hari," katanya.
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Republika Online |
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
0 Comments