Jum'at, 19/06/2020 14:24 WIB
BIN: Indonesia Harus Mandiri Buat Obat Covid-19
JAKARTA, DAKTA.COM - Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menilai Indonesia harus mengeluarkan obat Covid-19 atau corona sendiri untuk menghindari ketergantungan dengan negara lain.
"Kita juga harus sudah mulai dengan percaya diri dengan apa yang sudah kita lakukan. Supaya nanti tidak ketergantungan [dengan negara luar]. Apalagi [jika] berbasis pikiran bisnis dan sebagainya," ujar Wawan dikutip, Jumat (19/6).
Hal ini diungkap merespons klaim penemuan lima variasi obat penyembuh corona dari peneliti Universitas Airlangga, Jawa Timur.
Wawan mengatakan, Indonesia perlu mandiri dalam menangani pandemi corona. Terlebih karena jumlah penduduk yang tergolong masif, dan jumlah korban corona yang juga signifikan.
"Kita akan lebih mandiri dan tidak ada satu kekhawatiran ada permainan atau tuduhan minor. Terutama jual beli obat atau bisnis," ujarnya.
Di samping itu, menurutnya virus corona juga terus bermutasi. Ini menjadikan karakteristik virus di tiap negara berbeda, sehingga Indonesia dinilai perlu melakukan uji klinis sendiri.
Uji klinis terhadap variasi obat penemuan Unair ini, katanya, bakal diuji klinis lebih lanjut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sejauh ini variasi obat tersebut sudah diuji ke pasien corona dan diklaim bisa menghilangkan virus dalam rentang waktu 24 jam sampai 72 jam.
Wawan sendiri berharap pengujian bisa dilakukan secepatnya oleh BPOM. Ini karena ia khawatir dengan kasus corona yang masih melonjak hingga sekarang.
Menurut pantauan pihaknya, kasus corona di Indonesia sempat menurun sekitar 12 April 2020. Namun kemudian angka kasus melonjak lagi jelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri.
Kemudian adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB), katanya, juga berpengaruh pada kenaikan jumlah kasus.
Belum lagi melihat sejumlah kasus ketidakdisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Termasuk pada kasus-kasus pemaksaan pulang pasien sampai pencurian jenazah corona.
"Ini yang jadi kekhawatiran kalau tidak ditangani serius, termasuk penemuan obat. Dikhawatirkan ada gelombang kedua," ungkapnya.
Jika gelombang kedua terjadi, katanya, pengaruhnya bukan cuma di ranah kesehatan. Namun juga terhadap ekonomi dan stabilitas nasional. **
Editor | : | |
Sumber | : | CNN Indonesia |
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
0 Comments