Kamis, 11/06/2020 15:42 WIB
Dampak Pandemi; Kualitas Udara Membaik Hingga Sampah Medis meningkat
JAKARTA, DAKTA.COM - Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan, negara di dunia tengah fokus menata negaranya akibat pandemi Covid-19. Pandemi ini memang telah membalikkan keadaan 180 derajat, namun ternyata tetap ada sisi positif dari pandemi ini.
"Berkat imbauan bekerja dari rumah dan mengurangi penggunaan transportasi publik membuat pertumbuhan emisi gas rumah kaca menurun," katanya saat menyampaikan materi webinar, Kamis (11/6).
Menurutnya, hal itu terjadi seiring dengan menurunnya aktivitas ekonomi dan penggunaan bahan bakar fosil. Setidaknya ada peningkatan kualitas udara perkotaan dan kualitas air di sejumlah negara.
Namun, lanjutnya, masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah meningkatnya sampah plastik medis dan non medis dari penggunaan plastik sekali pakai dan peralatan medis, selain itu harus dilakukan mitigasi dampak perubahan iklin ketika semua negara sudah tidak menerapkan pembatasan (pasca pandemi).
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas merespon masalah sampah dan karbon pasca pandemi ini harus ditangani dengan benar dan perlu strategi guna mewujudkan pembangunan produktif dan aman.
Strategi pemerintah dalam merespon perubahan iklim ini disampaikan dalam acara Webinar Undip SDGs Series 2020 bertema “Pengaruh Pandemi COVID-19 dan Era New Normal pada Agenda Proyek Perubahan lklim Nasional” pada Kamis, 11 Juni 2020.
“Perlu ada strategi untuk pemulihan kelestarian lingkungan yang lebih baik melalui pembangunan rendah karbon agar pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkakan ketangguhan di masa mendatang,” ujar Suharso Monoarfa.
Pemulihan dalam Tatanan Kehidupan Baru akan dilakukan melalui Build-Back Better. Nantinya, stimulus ekonomi digunakan untuk membangun perekonomian hijau. Model bisnis yang diciptakan berorientasi pada model bisnis rendah karbon/emisi dan berkelanjutan.
Dengan model bisnis ini diharapkan akan terjadi transisi pola business as usual yang tinggi emisi ke pembangunan berkelanjutan dan rendah karbon.
Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan adaptive respon terhadap pandemik Covid-19 sebagai bagian dalam mendukung transformasi sosial ekonomi, serta pelestarian lingkungan. Serta menyambut baik apabila perguruan tinggi melakukan kajian dampak Covid-19 terhadap perubahan iklim.
”Kami menyambut baik, seluruh potensi akademis seperti Perguruan Tinggi untuk melakukan kajian dampak Covid-19 terhadap penanganan perubahan iklim sebagai masukkan untuk kebijakan pemerintah kedepannya,” ungkapnya. **
Reporter | : | Ardi Mahardika |
Editor | : |
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
0 Comments