Selasa, 14/04/2020 14:46 WIB
1.350 Masker Karya Eks Narapidana Teroris Disumbangkan ke Jateng
SEMARANG, DAKTA.COM - Sebanyak 1.350 masker kain buatan eks Narapidana teroris diterima langsung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Wakil Gubernur, Taj Yasin, di Gradhika Bhakti Praja Semarang, Senin (13/4).
Pemberian masker tersebut merupakan hasil kerja sama Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Surakarta dengan Yayasan Gema dan Yayasan Prasasti Perdamaian dalam rangka kepedulian terhadap wabah Covid-19 yang tengah terjadi. Masker yang diberikan terdiri dari 1.000 masker kaos dan 350 masker batik.
“Saya tidak pernah menghitung jumlahnya. Satu pun kalau itu diberikan dengan ikhlas dan ingin disumbangkan untuk kemanusiaan, buat saya itu seperti sejuta masker bahkan mungkin lebih. Terpenting adalah ketulusan hati, niat yang baik dan ini bagian dari sakitnya bangsa, sakitnya negara, deritanya rakyat, kita semua menanggung bersama,” ujar Ganjar.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Nugroho memberikan apresiasi dan mengungkapkan bahwa pemberian masker tersebut merupakan langkah nyata Pemasyarakatan untuk bersinergi dengan masyarakat menghadapi wabah Covid-19.
“Kita bekerja bersama melawan Covid-19. Kami berharap ini juga bisa membangun kerja sama dengan masyarakat untuk melakukan pembinaan, pendampingan dan pengawasan terhadap klien Pemasyarakatan sehingga proses reintegrasi sosial berjalan dengan baik,” ujar Nugroho.
Nugroho juga mengungkapkan bahwa saat ini banyak Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang memproduksi alat pelindung diri (APD) buatan narapidana yang tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia. Beberapa APD yang diproduksi antara lain masker, pelindung wajah (face shield), penutup kepala, gown, dan apron.
Tak hanya itu, beberapa perlengkapan penunjang juga diprosuksi seperti cairan disinfektan, cairan antiseptik, hand sanitizer, bilik sterilisasi, tiang infus hingga tandu. Sebelumnya narapidana telah diberikan pelatihan selama mengikuti program pembinaan kemandirian.
“Di dalam lembaga Pemasyarakatan, narapidana mengikuti berbagai program pembinaan. Seperti halnya eks narapidana teroris yang membuat masker tadi, di dalam mengikuti program menjahit. Ini merupakan bekal bagi mereka agar dapat hidup lebih baik dan mandiri setelah bebas,” tambah Nugroho.
Sementara itu Kepala Bapas Surakarta, Kristiana Hambawani, mengungkapkan bahwa eks narapidana teroris yang terlibat dalam produksi masker sangat antusias terhadap kegiatan tersebut. Ia juga berharap kedepannya kegiatan serupa dapat dilanjutkan dan dikembangkan.
“Ini hasil nyata kerja sama Bapas Surakarta dengan Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan (Pokmaslipas), khususnya Yayasan Gema dan Yayasan Prasasti Perdamaian. Kami sangat apresiasi atas kegiatan ini dan berterima kasih kepada mitra yang telah bekerja sama. Semoga kegiatan baik ini dapat diteruskan,” ujar Kristiana. **
Reporter | : | Ardi Mahardika |
Editor | : |
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
- INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI HARUS BERLANJUT DENGAN PEMBENAHAN
- Nama Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
- Kampus Tak Berizin, Gelar HC Raffi Ahmad dari UIPM Terancam Tak Diakui
- Tak Skorsing Israel, MUI Sebut FIFA Berpihak kepada Genosida
- Intip Yuk Gaji Fantastis Anggota DPR RI
- Beredar “Tuyul”, “Tuak”, “Beer”, “Wine” Dapat Sertifikat Halal, MUI: Menyalahi Fatwa, Kami Tidak Bertanggung Jawab
- Kenapa Harga Beras Mahal ??? Ini Kata Presiden Jokowi
- Promo Alfamidi September 2024
- Menyusuri Jejak Industri Halal: Perbandingan Halal di Indonesia dan Jepang
- Bisnis Photobooth dan Photostudio Tetap Eksis di Era Digital
- AFKN Siapkan Program Bantuan Pangan 1000 Ton Ubi Jalar untuk Palestina
- El Medina Syeikh Ali Jaber Prihatin Tindakan Diskriminatif Pihak RS Medistra Dalam Penggunaan Hijab
0 Comments