Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 19/08/2015 07:23 WIB
Dari Peluncuran Buku dan Dialog Politik:

Partisipasi Parpol Islam Belum Maksimal

Dari kiri Dr Adian Husaini Cholil Ridwan Tohir Bawazir dan Arta Wijaya
Dari kiri Dr Adian Husaini Cholil Ridwan Tohir Bawazir dan Arta Wijaya

JAKARTA_DAKTACOM:  Penerbit Al Kautsar, menggelar dialog politik, sekaligus peluncuran buku berjudul “ Jalan Tengah Demokrasi Antara Fundamentalisme dan Sekularisme”. Buku ini kata Moderator Artawijaya, sengaja diluncurkan masih dalam suasana  idul fitri dan peringatan kemerdekaan RI  17 Agustus, agar  terasa hangat.

Dialog politik dan peluncura buku Jalan Tengah Demokrasi Antara Fundamentalis dan Sekularisme, yang di tulis Tohir Bawzir,  berlangsung di Hotel Grand Alia, Jl. Cikini Raya, Menteng Jakarta Pusat, Selasa (18/8/15), malam.

Sejauah ini, menurut amatan Tohir Bawazir, partisipasi partai politik umat Islam kurang maksimal sehingga cita-cita menghadirkan figur pemimpin yang Islam serta upaya membumikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan  berbangsa dan bernegara sulit terwujud. Tak heran jika dalam beberapa pemilu dan Pilkada tokoh atau kandidat yang mewakili kepetingan umat Islam kalah. Padahal secara demografi kependudukan jumlah umat Islam di negara ini cukup banyak sehingga sepatutnya umat Islam dapat menentukan  figur yang tepat untuk memimpin.

“Hal ini perlu kami kemukakan karena soal demokrasi dalam beberapa tahun ini selalu digugat dan dipertanyakan oleh sebagian  aktivis Islam. Padahal di awal kemerdekaan RI seluruh komponen umat Islam sepakat memperjuangkan aspirasi politik menggunakan mekanisme sistem politik yang berlaku, salah satu buktinya yaitu dengan mendirikan Partai Masyumi” papar Tohir Bawazir.

Jika mengacu kepada akar sejarah perjalanan bangsa ini,lanjut Tohir, umat Islam sepatutnya tidak menghindar dari aktifitas politik dan pemilu. Sistem politik yang berlaku saat ini adalah sedikitbanyaknya merupakan buah karya pemimpin-pemimpin Islam terdahulu yang patut terus diperjuangkan. Tokoh tokoh umat pada masa itu bukan hanya aktif mendirikan Ormas dan partai politik Islam melainkan turut aktif merumuskan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Memang dalam masyarakat yang heterogen, demokrasi belum dapat memuaskan keinginan semua komponen masyarakat. Namun setidaknya dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan perbedaan menjadi sebuah kompromi politik. Terlebih lagi bangunan politik Islam di masa awal kenabian hingga akhir masa khulafaurrosidin dibangun dengan semangat demokrasi, walaupun kemudian melenceng  dan membangun sistem kerajaan sehingga apabila di masa sekarang bentuk pemerintahan demokrasi semakin tumbuh, sedangkan bentuk pemerintahan monarki maupun peguasa diktator semakin ditinggalkan manusia, sejatinya itu sejalan dengan semangat Islam” jelas Tohir.

Buku Jalan Tengah Demokrasi Antara Fundamentalis dan Sekularisme terbit pertama kali bulan Agustus 2015. Buku setebal 348 halaman diberi pengantar oleh cendikiawan muda Dr. Adian Husaini.

Acara peluncuran buku sekaligus dialog politik antar gerakan Islam, dihadiri tak kurang 150 orang tokoh dan pergerakan Islam.  Terlihat hadir  antara lain, Al Khaththath, Ketua FUI, Hartono Ahmad Jais, KH. Cholil Ridwan dan Adian Husaini sebagai pembicara, serta Artawijaya sebagai moderator.

Reporter :
Editor :
- Dilihat 2343 Kali
Berita Terkait

0 Comments