Sabtu, 14/03/2020 20:04 WIB
Presiden Membentuk Gugus Tugas Covid-19, Netty Minta Agar Tim Bekerja Progressif
CIREBON, DAKTA.COM - Netty Prasetiyani, anggota Komisi IX DPR RI, menanggapi pembentukan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 oleh presiden sebagai langkah tepat, meski agak terlambat.
"Gugus tugas harus bekerja progressif, fokus, memiliki indikator kerja dan time line yang jelas. Harus langsung kerja ya, lakukan terobosan, dan jangan sampai terjebak pada urusan administrasi atau birokrasi," katanya.
Menurut Netty, sejak awal dia sudah menggesa pemerintah melalui Kemenkes RI untuk tidak lamban dalam penanganan "Saya menilai terlambat. Implikasinya sudah kemana-mana. Kepanikan menyebar di masyarakat sampai pada panic buying akibat kurangnya informasi yang tepat. Rumor dan hoax bertebaran. Bahkan muncul pemain masker yang mengambil kesempatan dengan mencari keuntungan pribadi. S pertimbangan mengapa WHO secara khusus menyurati Indonesia agar menerapkan darurat nasional," sesalnya.
Netty meminta transparansi dari pemerintah tentang daerah sebaran Covid-19 agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam melakukan antisipasi. "Petakan dengan jelas dan informasikan pada masyarakat agar tidak terjadi kepanikan. Daerah yang menjadi entry point warga negara asing seperti Kuala Namu, Menado, Bali, dan daerah lainnya, harus mendapat perhatian khusus. Jika diprediksi makin meningkat, kondisi ini dapat dijadikan dasar untuk dilakukan lock down sebagai langkah pencegahan penyebaran lebih luas," tandasnya.
Netty meminta agar ada pembatasan mobilitas penduduk dari dan ke kota dengan pasien positif Covid-19. "Tunda semua event yang melibatkan banyak orang. Terapkan remote working dan sekolah off line," kata Netty.
Terkait penanganan orang dengan pengawasan (ODP) dan pasien dengan pemantauan (PDP), Netty agak menyesalkan bahwa proses pengetesan spesimen pada PDP masih harus dilakukan di Balitbangkes, Jakarta. "Bagaimana keamanannya selama dibawa? Apakah Kemenkes tidak mampu menyiapkan laboratorium di setiap kota-kota besar?," tanya Netty.
Oleh karena itu, Netty berharap gerakan pencegahan tangkal Covid-19 harus melibatkan masyarakat secara masif. "Manfaatkan waktu jelang Ramadhan ini sebagai momentum untuk mengokohkan kesadaran hidup bersih dan sehat dengan mendekatkan diri pada Allah SWT, gotong royong dan saling kasih sayang," ujar Netty.
"Tangkal Covid-19 dengan cara salam isyarat di dada, cuci tangan dengan sabun, penyediaan hand sanitizer, pengukuran suhu tubuh, etika batuk dan bersin, serta penggunaan masker di tempat-tempat publik. Sebaiknya ini menjadi gerakan bersama semua elemen masyarakat," tutup Netty.
Editor | : | Dakta Administrator |
Sumber | : | Humas Fraksi PKS DPR RI |
- BP Haji: Sesuai Perintah Presiden, Sudah ada 7 Penyidik KPK yang dilantik menjadi Eselon 2 dan 1 orang lagi akan menjadi Eselon 1 di BPH
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
0 Comments