Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 04/03/2020 16:07 WIB

Usai Acara Diskusi Dakta, Ketua Komisi 2 Sua Foto Poster "India Teroris"

Arief Rahman Hakim membawa poster bertuliskan India Teroris
Arief Rahman Hakim membawa poster bertuliskan India Teroris
BEKASI, DAKTA.COM - Anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PDI Perjuangan, Arief Rahman Hakim menilai aksi kericuhan yang terjadi di New Delhi, India merupakan bentuk diskriminatif terhadap umat Islam.
 
Sikap kritis itu ia lakukan seusai menjadi pembicara Dialog Publik Radio Dakta di Hotel Amarossa Grande, Kota Bekasi, Rabu (4/3). 
 
Usai acara diskusi itu selesai, Arief membuka sebuah poster yang bertuliskan "INDIA TEROSIS". Sontak aksinya itu tergolong mengejutkan dan justru mendapat respons positif dari narasumber lainnya yang bersua foto dengan poster itu.
 
Narasumber Dialog Publik Radio Dakta foto dengan poster bertuliskan India Teroris
 
Kepada Dakta, Arief yang juga Ketua Komisi II itu menjelaskan bahwa aksinya itu dilakukan atas nama lembaga yang dipimpinnya, yakni Komisi II DPRD Kota Bekasi.
 
"Intinya pribadi saya lah. Tapi kita di Komisi II akan meneruskan sikap kita ini ke Pemerintah Pusat melalui surat resmi," jelas Arief.
 
Ia menjelaskan, tindakan yang dilakukan masyarakat di India itu terkesan dibiarkan oleh pemerintahannya dan aparat hukum setempat.
 
Menurutnya, tindakan tersebut tergolong keji yang membiarkan nyawa manusia tiada artinya. "Tindakan keji itu kami beri nama terorisme," tegas Arief.
 
Sebelumnya diberitakan, umat Muslim di India melakukan aksi demo protes atas pengesahan UU Kewarganegaraan baru yang dinilai anti-Muslim.
 
Menyadur dari Aljazeera.com, 200 orang terluka selama kericuhan yang berlangsung selama tiga hari pada Februari kemarin.
 
Para perusuh mengamuk, membunuh, dan merusak properti. Pertokoan dijarah dan sebuah masjid di dekat ibu kota India habis dibakar.
 
Kelompok muslim India menyebut UU amandemen kewarganegaraan (CAA) yang disahkan Desember lalu, dinilai mendiskriminasikan umat Muslim  dan bertentangan dengan etos sekuler negara tersebut. **
Reporter :
Editor :
- Dilihat 1621 Kali
Berita Terkait

0 Comments