Jum'at, 28/02/2020 09:49 WIB
Mahfud MD Jelaskan Khilafah Versi Zaman Rasulullah
BANGKA BELITUNG, DAKTA,COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menerangkan tentang konsep khilafah dalam makalah paparannya, yang menjelaskan bahwa konsep khilafah (pemerintahan) yang telah dicontohkan pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat berbeda-beda.
Khilafah pada semasa Rasulullah SAW hidup, papar Mahfud MD, ia sebagai penguasa tunggal: sebagai pemimpin politik/negara (eksekutif), penentu hukum (yudikatif), dan penentu kebijakan (legislatif).
“Karena sumber hukum kosntitusinya adalah wahyu-wahyu Allah yang tertuang dalam al Qur’an,” papar Mahfud MD saat menjadi narasumber pada hari kedua Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Pangkal Pinang, dalam sesi Rapat Pleno Komisi Politik Hukum dan HAM, Kamis (27/2).
Sedangkan pada masa kekhalifahan setelah Rasululah SAW wafat, tambahnya, seperti Abu Bakar Ashidiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Sli bin Abi Thalib, mereka memimpin “negara Islam” dengan konsep yang berbeda-beda.
“Artinya, konsep kekhilafahan atau pemerintahan konsep Islam itu, adalah sebuah kesepakatan umat. Layaknya founding father bangsa Indonesia, telah menyepakati Pancasila sebagai dasar negara dan UUD’45 sebagai sumber hukumnya,” jelas Mahfud MD.
Sebelumnya, pada sesi tanya-jawab, perwakilan tokoh ulama dari Papua Barat KH. Fadzlan Garamatan mempertanyakan, kenapa rakyat khususnya umat Islam, kerap dijadikan obyek dari sejumlah tuduhan pelanggaran konstitusi dengan stigma radikal atau fundamental, bahkan teroris. Khususnya saat mereka mewacanakan konsep khilafah yang diperbolehkan dalam ideologi Islam.
“Apakah pemerintah dalam kasus tertentu, juga tak pernah salah?” tanya Ustadz Fadzlan Garamatan (UFG) lantang.
Menjawab pertanyaan tersebut Mahfud MD mengatakan, “Kedua-duanya pernah sama-sama melanggar konstitusi. Buktinya banyak pejabat negara yang sudah dijatuhi hukuman penjara, seperti pelaku korupsi dan kejahatan lainnya,” tegas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
Sementara itu kepada wartawan, Ustadz Fadzlan Garamatan yang berkulit hitam dan selalu pernampilan khas dengan jubah dan sorban imamahnya, menegaskan bahwa kongres ini harus mendengarkan aspirasi suara muslim dari Timur Indonesia.
“Karena kamilah yang paling banyak menghadapi persoalan dan kendala dalam melakukan dakwah Islam di kawasan kami yang luas di pelosok-pelosoak pedalaman hutan,” ungkap ulama yang dijuli ‘Ustadz Sabun Mandi’ ini.
Ulama kelahiran Kabupaten Patipi Nusa, Fak fak, Papua Barat ini, berharap kongres umat Islam ini harus terus melahirkan sebuah resolusi untuk selalu mendorong agar dipertahankannya keutuhan negara dan bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI.
Dimana, lanjutnya, nilai-nilai kebersatuan umat Islam selalu menjadi pondasi pemikiran para narasumber dan peserta di dalam menyampaikan paparan dan argumentasinya.
“Jangan sampai ada narasumber yang narasinya justru memecah belah umat dengan istilah tuduhan ‘Islam garis keras’, Islam Radikal, dan tuduhan label Islam negatif lainnya. Karena hal ini hanya akan mengkotak-kotakkan sesama umat Islam, yang membangun pontesi konflik,” tandasnya. (Syifa)
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- BP Haji: Sesuai Perintah Presiden, Sudah ada 7 Penyidik KPK yang dilantik menjadi Eselon 2 dan 1 orang lagi akan menjadi Eselon 1 di BPH
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
0 Comments