Rabu, 26/02/2020 08:36 WIB
Miliki Potensi Migas Besar, SKK Migas Gandeng Kaum Milenial
JAKARTA, DAKTA.COM - Indonesian Petroleum Association (IPA) menggelar sesi diskusi terbatas yang diberi nama NEXTGen Forum dengan topik The Future Energy Jobs, Selasa (25/2).
Kepala Divisi Perencanaan dan Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo memaparkan kondisi hulu migas Indonesia dan potensinya di masa depan. Menurut data, dari sebanyak 128 cekungan di Indonesia, masih ada 35 cekungan yang perlu dikembangkan dan 73 lainnya yang belum dieksplorasi.
Kondisi tersebut memberikan harapan bahwa industri hulu migas di Indonesia masih dapat berkembang di masa mendatang.
“Untuk memaksimalkan potensi yang ada tersebut, kita harus melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda atau disebut Business Unusual. Tetapi konteksnya positif. Business unusual itu berarti melakukan pekerjaan yang masif, agresif, dan efisien. Saya yakin hanya anak-anak muda bisa karena perubahan ada di tangan kalian,” terangnya.
Sementara itu, Managing Director Schlumberger Indonesia, Devan Raj menjelaskan ada banyak inovasi dalam hal teknologi pada proyek-proyek migas yang sangat dibutuhkan demi optimalisasi kinerja eksplorasi dan produksi migas nasional.
"Sebelum adanya bantuan dari teknologi ada sebuah pekerjaan yang memerlukan waktu selama 18 bulan. Sekarang, setelah adanya teknologi, waktu yang dibutuhkan dapat dipersingkat menjadi 18 hari," ungkapnya.
Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu menyatakan bahwa Indonesia sedang mengalami defisit neraca perdagangan akibat tingginya jumlah impor minyak dan gas bumi (migas) dibandingkan dengan jumlah produksinya di dalam negeri.
Menanggapi itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pun mencanangkan target produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari pada 2030. Hal itu didasarkan pada data yang menunjukkan masih banyak potensi cadangan migas yang masih tersimpan di perut bumi dan belum dieksplorasi.
Sayangnya, industri migas sudah terlanjur dilabeli sebagai industri yang meredup (sunset industry). Generasi muda di Indonesia lebih cenderung memilih industri start-up atau lainnya untuk mengejar karir daripada terjun di industri hulu migas.
Reporter | : | |
Editor | : |
- BP Haji: Sesuai Perintah Presiden, Sudah ada 7 Penyidik KPK yang dilantik menjadi Eselon 2 dan 1 orang lagi akan menjadi Eselon 1 di BPH
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
0 Comments