Nasional / Kesehatan /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 13/02/2020 15:01 WIB

Kenali Stroke Hemoragik Secara Dini

dr. Alvin Abrar Harahap dari RS. Siloam Bekasi Timur
dr. Alvin Abrar Harahap dari RS. Siloam Bekasi Timur
BEKASI, DAKTA.COM - Penyakit stroke kini tak hanya menyerang orang lanjut usia. Mereka yang di usia muda juga bisa mengalaminya. Untuk mengenali stroke hemoragik secara dini begini ulasannya. 
 
Stroke hemoragik adalah kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang memicu perdarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada sebagian otak berkurang atau terputus. Tanpa pasokan oksigen yang dibawa sel darah, sel otak dapat cepat mati sehingga fungsi otak dapat terganggu secara permanen.
 
Perdarahan saat pecahnya pembuluh darah dalam otak disebut dengan perdarahan intraserebral, sedangkan perdarahan pada pembuluh darah pada ruang di antara lapisan pembungkus otak bagian tengah dan dalam disebut dengan perdarahan subarachnoid.
 
Menurut dr. Alvin Abrar Harahap dari RS. Siloam Bekasi Timur mengenai stroke hemoragik bahwa, stroke berdasarkan WHO merupakan gangguan peredaran darah otak yang bersifat fokal atau global, yang berlangsung cepat, lebih dari 24 jam, dan dapat menyebabkan kematian disebabkan gangguan vaskular. 
 
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan dalam ruang subaraknoid diantara piamater dan araknoidmater. Untuk mengetahui gejala yang dialami dalam kondisi tersebut bisa dilihat dari 50 persen perdarahan, 70 persen kejang, 15 persen migran dan tidak respon dengan pemberian terapi, defisit neurologik dan gangguan perilaku serta psikiatri.
 
"Terkait terapi yang dilakukan untuk penyakit stroke hemoragik yang perlu diperhatikan adalah terapi yang diberikan tergantung jenis/penyebab stroke. Sasarannya, yaitu aliran pembuluh darah di otak. Sedangkan jika dilihat  berdasarkan waktu terapinya antara lain, terapi pada fase akut dan terapi pada pencegahan sekunder atau rehabilitasi," ujar dr. Alvin dalam Media Gathering bertema; Tatalaksana Stroke yang Tepat dan Akurat, Kamis (13/2).
 
Berdasarkan informasi pasien terkena penyakit stroke lebih dominan laki-laki dibandingkan perempuan. Prosentasenya, yakni 3:1. Pasalnya, perempuan yang mengalami stroke resiko ibu hamil.
 
"Untuk pencegahan yang dapat dilakukan oleh pasien yang terkena stroke diantaranya, berhenti merokok, diet sehat, kontrol kadar kolesterol, meningkatkan aktivitas fisik, kontrol tekanan darah hindari alkohol, kontrol kadar gula darah, dan konsumsi obat-obatan yang sesuai untuk mengontrol penyakit yang menjadi faktor resiko," jelas dr Alvin.
 
Gejala yang muncul karena serangan stroke hemoragik dapat berbeda-beda, tergantung seberapa besar jaringan yang terganggu, lokasi, serta tingkat keparahan perdarahan yang terjadi.
 
Untuk mencegah perkembangan perdarahan yang lebih parah, dokter dapat memberi obat seperti antagonis kalsium. Pengobatan ini bertujuan untuk menjaga tekanan darah tetap rendah agar tidak terjadi perdarahan kembali. Jika pasien mengalami kejang, maka obat antikonvulsan akan diberikan.
 
Pada penderita perdarahan subarachnoid, dapat dilakukan pemasangan selang dalam otak untuk mengeluarkan cairan serebrospinal. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mencegah hidrosefalus.
 
"Untuk kasus stroke hemoragik yang sangat parah, dibutuhkan tindakan operasi guna memperbaiki pembuluh darah dan menghentikan perdarahan, terutama jika stroke terjadi karena malformasi (kelainan) arteri-vena. Namun demikian, tindakan ini perlu diperhitungkan baik-baik karena operasi sendiri dapat menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut," papar dr. Alvin.
 
Setelah menjalani pengobatan, pemulihan pasien tergantung dari tingkat keparahan stroke dan kerusakan jaringan otak yang terjadi. Bagi penderita stroke hemoragik yang tidak mengalami komplikasi, dapat pulih dalam waktu beberapa minggu setelah pulang dari rumah sakit.
 
Tapi bagi pasien stroke hemoragik di mana telah terjadi kerusakan jaringan, dibutuhkan terapi tambahan, seperti terapi fisik, kegiatan, atau terapi bicara. Terapi-terapi tersebut dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi jaringan yang rusak sehingga dapat bekerja secara normal kembali.
 
Untuk penanganan penyakit stroke ini pun dipastikan bisa ditangani di RS. Siloam Bekasi Timur, dengan dibantu oleh penunjang dan dokter yang ada. Salah satu informasi juga bahwa team bedah saraf yang ada di RS. Siloam Bekasi Timur merupakan team Member dari  Prof. Dr. Dr. dr. Eka Julianta Wahjoepramono, SpBS, Ph.D. 
 
Ia adalah seorang dokter spesialis yang praktek di Siloam Hospitals Group dan menjadi guru besar dengan spesialisasi bidang bedah saraf (neurosurgeon). Ia merupakan dokter pertama yang mendapat rekor dari Museum Rekor Indonesia dan namanya juga tercatat sebagai dokter pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil membedah batang otak pasien. **
 
Reporter :
Editor :
- Dilihat 2401 Kali
Berita Terkait

0 Comments