Jum'at, 07/02/2020 11:23 WIB
Cegah Bullying, Ajari pada Anak 4 Hal Ini!
DAKTA.COM - Oleh: Manda Poetry, Penulis
Berbicara mengenai bully atau perundungan yang marak terjadi di kalangan remaja. Sebenarnya yang paling utama, yakni bukan bagaimana mencegah anak-anak menjadi korban perundungan, tetapi justru bagaimana caranya mencegah anak-anak menjadi pelaku perundungan.
Dalam banyak kasus, biasanya pelaku perundungan atau bullying tersebut berkelompok. Sehigga jumlah pelakunya pun lebih banyak daripada korban bullying itu sendiri. Oleh sebab itu, kita sebagai orang tua atau orang yang lebih dewasa di dalam rumah harus dapat mencegah anak-anak kita menjadi pelaku bullying. Dengan begitu angka kasus ini juga akan dapat ditekan bahkan bukan tidak mungkin ditiadakan.
Nah, berikut ini ada 4 hal mendasar yang perlu dilakukan di rumah untuk mencegah anak-anak menjadi pelaku perundungan. Yuk simak:
1. Mengenalkan anak pada berbagai perbedaan individual
Hal mendasar yang perlu diajarkan pada anak, yakni mengenalkan berbagai perbedaan. Tentu bukan hanya tentang SARA atau suku, agama, dan ras melainkan sebanyak mungkin perbedaan yang dapat ditemukan antara satu orang dengan orang yang lainnya. Seperti, bakat dan minat sehingga jika ada temannya yang kurang baik dalam nilai pelajaran-pelajaran di sekolah, maka anak tidak menganggap temannya itu bodoh.
Anak juga perlu mengenal perbedaan latar belakang setiap orang. Bahwa setiap keluarga tentunya memiliki kondisi ekonomi yang berbeda-beda, serta tingkat pendidikannya, dan aturan-aturan di dalamnya. Mengenai kondisi fisik dan psikis orang juga tidak sama dan itu bukan berarti yang satu lebih baik daripada yang lain.
Kemudian orang tua perlu tekankan kepada anak bahwa di atas seluruh perbedaan itu, manusoa semua tetap bisa hidup berdampingan, berteman, dan saling membantu dengan dasar sikap saling menghargai.
2. Melatih empati anak dengan membicarakan secara terbuka tentang korban bencana alam dan kasus kriminal
Hal berikutnya yang perlu diajarkan pada anak untuk mencegah bullying, yakni dengan membicarakan tentang korban bencana alam ataupun kasus kriminal.
Karena tak jarang orang tua yang terlalu khawatir saat hendak membicarakan hal itu. Para orang tua khawatir anaknya menjadi ketakutan atau justru terinspirasi untuk meniru perbuatan pelaku dalam kasus-kasus kriminal tersebut.
Kekhawatiran seperti ini sebenarnya kurang tepat, agar anak siap menghadapi kenyataan di dunia justru hal ini perlu dijelaskan.
Seperti, apa kesalahan pelaku, mengapa perbuatannya dikatakan salah, serta bagaimana dampaknya terhadap korban.
Dengan informasi dan penjelasan yang jelas maka anak jadi memiliki pemahaman yang baik tentang perbuatan yang tidak boleh ditiru, mengapa tidak boleh ditiru, serta bisa membayangkan jika dirinya berada dalam posisi sebagai korbannya.
3. Mengajari anak seni berkomunikasi dan memperlakukan orang lain
Mengajarkan anak untuk berkomunikasi serta memperlakukan orang lain dengan baik juga salah satu cara untuk menghindari anak melakukan bully terhadap temannya. Selain dengan cara menjelaskan pada anak, kita juga perlu memberikan contoh langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam berkomunikasi, anak harus diajarkan untuk dapat menahan diri. Anak perlu mengetahui bahwa tidak semua yang ingin dikatakan perlu benar-benar dikatakan hanya dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Begitu pula dalam memperlakukan orang lain. Ajarkan bahwa seberapa pun tidak tepatnya perilaku seseorang, namun pada dasarnya tetap tidak suka dihakimi. Mengontrol cara berkomunikasi dan memperlakukan orang lain ini, berlaku baik di dunia nyata maupun saat anak berinteraksi di dunia maya.
4. Dukung anak untuk berani menjadi teman korban perundungan
Sebagai orang tua kita harus terus memberanikan anak agar tidak meninggalkan korban perundungan melainkan justru mendekatinya dan mau menjadi temannya. Dengan begitu, maka diharapkan anak-anak lain yang semula pasif juga akan ikut mengambil peran untuk menghentikan perundungan.
Perundungan atau bullying sudah selayaknya menjadi keprihatinan bersama sebab korbannya dapat menanggung trauma dalam waktu yang sangat lama. Bahkan tak sedikit perundungan yang berujung hilangnya nyawa korban.
Jadi, setiap orang dewasa apalagi orang tua memiliki tanggung jawab untuk terus memperbaiki cara kita mendidik anak-anak. Mencegah lahirnya generasi perundung jauh lebih efektif untuk menghentikan kasus perundungan, daripada sekadar membekali anak-anak kita agar tidak menjadi korbannya. **
Editor | : | |
Sumber | : | Manda Poetry |
- Kabupaten Bekasi Tentukan Pemimpinnya Sendiri, Sejarah Baru dan Terulangnya Pilkada 2012
- Budaya Silaturahmi dan Halal Bihalal
- Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Menurut Perspektif Pemikir Ekonomi Islam
- Jauh Dari Pemerintahan Bersih Dalam Sistem Demokrasi
- Persikasi Bekasi, Dulu Penghasil Talenta Sekarang Sulit Naik Kasta
- Quo Vadis UU Ciptaker
- Kaum Pendatang Mudik, Cikarang Sunyi Sepi
- Menanti Penjabat Bupati Yang Mampu Beresin Bekasi
- Empat Pilar Kebangsaan dan Tolak Tiga Periode
- DUDUNG ITU PRAJURIT ATAU POLITISI?
- Ridwan Kamil Berpeluang Besar Maju di Pilpres 2024, Wakil dari Jawa Barat
- QUO VADIS KOMPETENSI, PRODUKTIVITAS & DAYA SAING SDM INDONESIA
- Tahlilan Atas Kematian Massal Nurani Wakil Rakyat
- Nasehat Kematian Di Masa Pandemi Covid-19
- FPI, Negara dan Criminal Society
0 Comments