Umat Islam Takut dengan Islam, Mengapa?
DAKTA.COM - Oleh: Tutik Haryanti, Aktivis Dakwah Islam dan Member AMK
Ketakutan penguasa dan sebagian umat Islam, terhadap ajaran Islam di negeri ini semakin terlihat jelas. Segala upaya dan tipu daya mereka lakukan, demi memberangus ajaran syariat Islam, yang dirasa sangat mengganggu kepentingan-kepentingan para penguasa.
Telah banyak cara untuk mendeskritkan umat islam untuk tercapainya tujuan mereka. Seperti mengkriminalisasi para ulama, pelarangan pengibaran bendera tauhid, penistaan agama, larangan pemakaian cadar dan celana cingkrang bagi pegawai ASN, pencabutan ormas Islam, hingga pada penghapusan ajaran Khilafah dan Jihad dari kurikulum sekolah, yang sudah jelas ini merupakan ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah saw.
Seluruh materi ujian di madrasah yang mengandung konten khilafah dan perang atau jihad telah diperintahkan untuk ditarik dan diganti. Hal ini sesuai ketentuan regulasi penilaian yang diatur pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751, Nomor 5162 dan Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs, dan MI. (Dikutip dari Republika.co.id,Jakarta).
Namun belakangan, Kemenag melunak bahwasanya hanya akan merevisi saja materi tentang khilafah dan jihad, yang sesuai dengan negara Indonesia yakni "Islam wathoniyah". Dimana rakyat digiring untuk selalu mengedepankan sikap toleransi, dengan keberagaman masyarakat Indonesia.
Khilafah dan Jihad Menurut Pandangan Islam
Khilafah adalah kepemimpinan secara umum untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan melanjutkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Khilafah ini telah dicontohkan oleh Nabiyullah Muhammad saw, yang membawa peradaban Islam di tengah-tengah umat manusia. Dimana saat itu mampu menguasai dua per tiga dunia selama hampir 14 abad.
Dipimpin oleh seorang Khalifah yang menjadi perisai dan pelindung bagi rakyatnya. Dengan Khilafah pula negara menjamin kesejahteraan, keamanan dan keselamatan seluruh rakyat tanpa terkecuali, baik itu muslim maupun non muslim . Maka tidak ada yang salah dengan ajaran Khilafah, karena begitu besar manfaatnya untuk kemaslahatan umat.
Jihad menurut syariat Islam adalah berjuang/usaha/ikhtiyar dengan sungguh-sungguh. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia, yaitu menegakkan agama Allah atau menjaga agar agama Islam tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran.
Jadi jihad perlu diajarkan kepada generasi penerus bangsa, untuk tidak melupakan sejarah kemerdekaan. Yang diperoleh dengan mengorbankan harta, jiwa raga, dan tetesan darah para suhada yang berpegang pada "Jihad fii sabililah", dan Allah SWT menjanjikan surga sebagai jaminannya
Penyebab Ketakutan Umat Islam Terhadap Ajaran Islam
Sebenarnya ketakutan (Islamophobia) terhadap ajaran Islam yang muncul di publik saat ini dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu, faktor eskternal dan internal. Faktor eksternal, yakni adanya propaganda asing yang secara terus menerus menggaungkan narasi-narasi, yang pada intinya bertujuan untuk menyudutkan umat Islam. Dan untuk dapat tercapai kepentingannya, mereka perlu usaha keras. Yakni lewatan para koprador atau penguasa negeri yang mereka anggap dapat untuk diajak kompromi.
Narasi tersebut diawali dengan adanya isu terorisme, kemudian berlanjut dengan isu radikalisme, ekstrimisme dsb. Sesungguhnya dari isu-isu tersebut, mereka ingin menggambarkan bahwa Islam itu adalah ajaran garis keras. Agama yang seolah selalu mengajak untuk berperang. Begitu pula hukum yang diberlakukan sangat sadis, seperti potong tangan, rajam sampai pada dibunuh bila melakukan kesalahan.
Islam juga dapat mengancam misi visi mereka untuk mampu menguasai dunia, terutama negeri-negeri muslim yang sangat kaya akan sumber daya alamnya untuk dieksploitasi. Maka begitu menyeramkan dan kejamnya gambaran tentang Islam, yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Sehingga membuat umat Islam merasa ngeri dan takut dengan agamanya sendiri.
Faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam negeri itu sendiri. Sungguh sangat miris dan sangat disayangkan di negeri yang rakyatnya mayoritas muslim, namun masih sangat kurang pemahaman tentang ajaran Islam, yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan As sunnah. Masyarakat Islam sangat sulit untuk diajak memperdalam dan mengkaji Islam secara kaffah.
Banyak diantara mereka yang lebih memilih sikap netral atau sistem prasmanan, dimana mereka akan mengambil aturan Allah SWT yang sekiranya suka dan enak bagi mereka, dan yang tidak suka ataupun tidak sesuai bagi mereka, maka akan ditinggalkannya. Dengan pemikiran umat Islam yang sangat dangkal, maka orang-orang kafir sangat mudah menjadikan umat Islam berjiwa kapitalis, sekuler, dan liberalis sehingga mereka jauh dari tuntunan ajaran Islam.
Solusi dalam Pandangan Islam
Dari segala permasalahan di atas tentu ada solusinya. Dari faktor eksternalnya. Umat Islam harus berani membongkar semua kebusukan-kebusukan atas misi yang sudah digaungkan oleh bangsa asing terhadap umat muslim untuk menghancurkan Islam.
Bahwasannya narasi keburukan tentang Islam itu semuanya tidaklah benar, dan apa yang mereka usahakan untuk menghancurkan agama Allah SWT hanyalah sia-sia. Menjauhkan dan menghilangkan hegemoni asing yang membungkam para penguasa negeri. Selalu ada gerakan yang berani untuk melawan segala bentuk kedzaliman.
Untuk faktor internal, masyarakat harus bisa membuka diri untuk lebih serius lagi dalam mengkaji dan memperdalam tsaqofah Islam secara kaffah, yang sesuai dengan Al Quran dan As Sunah. Berusaha melek dengan segala kondisi yang melanda negeri-negeri muslim, yang saat ini sedang tertindas. Semua itu akibat ulah orang-orang kafir, yang sangat menginginkan hancurnya umat muslim di seluruh penjuru dunia.
Umat Islam harus menjadikan Al Quran sebagai aturan hidup, dan menerapkannya di setiap lini kehidupan dalam naungan daulah khilafah. Dan meyakini bahwa hanya Islamlah satu-satunya agama yang mampu memuliakan manusia dan menjadikan rahmat bagi seluruh alam semesta. Wallahu'alam bishawab.
Editor | : | |
Sumber | : | Tutik Haryanti |
- Kabupaten Bekasi Tentukan Pemimpinnya Sendiri, Sejarah Baru dan Terulangnya Pilkada 2012
- Budaya Silaturahmi dan Halal Bihalal
- Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Menurut Perspektif Pemikir Ekonomi Islam
- Jauh Dari Pemerintahan Bersih Dalam Sistem Demokrasi
- Persikasi Bekasi, Dulu Penghasil Talenta Sekarang Sulit Naik Kasta
- Quo Vadis UU Ciptaker
- Kaum Pendatang Mudik, Cikarang Sunyi Sepi
- Menanti Penjabat Bupati Yang Mampu Beresin Bekasi
- Empat Pilar Kebangsaan dan Tolak Tiga Periode
- DUDUNG ITU PRAJURIT ATAU POLITISI?
- Ridwan Kamil Berpeluang Besar Maju di Pilpres 2024, Wakil dari Jawa Barat
- QUO VADIS KOMPETENSI, PRODUKTIVITAS & DAYA SAING SDM INDONESIA
- Tahlilan Atas Kematian Massal Nurani Wakil Rakyat
- Nasehat Kematian Di Masa Pandemi Covid-19
- FPI, Negara dan Criminal Society
0 Comments