BEKASI_DAKTACOM: Ribuan demonstran menutup jalan Ahamad Yani, akses menuju kawasan Summerecon, kota Bekasi. Mereka kesal akibat pertemuan dengan walikota Bekasi berlangsung alot.

" Tutup akses jalan,jangan takut, tapi jangan ada yang menyentuh mobil yang lewat, jangan ada kekerasan," teriak seorang orator menghimbau para demonstran melalui pengeras suara.

Seketika ribuan santri dan warga muslim yang ikut dalam aksi berhamburan menutup seluruh akses jalan Ahmad Yani Bekasi selatan.

Ratusan kendaraan terpaksa memutar arah dari KH. Nur Ali dan Hasibuan yang hendak menuju Summarecon dan Jl. Junada harus kembali ke pertigaan kayuringin ke arah jalan veretan kemudian ke Jl. Juanda. Sebaliknya dari arah Summarecon harus memutar ke jalan Perjuangan - jl Rawatembaga ke lalu ke jalan Hasibuan - dan ke Jl. KH. Nur Ali.

Setelah melarang kendaraan melintas di A. Yani demonstran menggelar treatikal menggambarkan matinya pemerintahan kota Bekasi .

" Kita meminta agar walikota cabut rekomendasi peembangunan gereja Santa Clara, di Rw 11 Kelurahan Teluk Pucung, Bekasi utara," kata Ali Murtado yang mengaku sebagai warga Bekasi Utara.

Dirinya menolak tegas adanya pembangunan gereja di Bekasi Utara. " KH Nur Ali sudah tegas melarang pendirian gereja di Bekasi Utara," ungkapnya lagi.

Setelah menutup jalan,  ribuan demonstran menggelar solat dzuhur berjamaah di jalan A. Yani, di samping kantor Pemkot Bekasi tepat setelah jembatan KH. Nur Ali summarecon.

" Kita akan aksi sampai izinya dicabut ,"teriak demonstran.


Sementara Kasat lantas Polresta Kota Bekasi AKP Wahyu Pratama yang mengamankan demo langsung meminta para pengendara memutar arah ke simpang kayuringin.

" Saya sudah atur pola pengalihan arus ke simpang kayuringin, ini bukan dibiarkan menutup akses jalan tapi situasinya darurat, memang ada kemacetan sebagai imbasnya di Jl. Hasibuan dan Jl. Juanda, "ungkapnya.

Hingga pukul 12.30, WIB, para demonstran masih menguasai jalan Ahmad Yani dan mengelar shalat dzuhur berjamaah di tengah jalan.