Jum'at, 03/01/2020 13:56 WIB
Terharu, Ini Kenangan Anwar Abbas untuk Yunahar Ilyas
JAKARTA, DAKTA.COM - Ketua PP Muhammadiyah yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Yunahar Ilyas meninggal dunia di RS Sarjito Yogyakarta, Kamis (2/1/2020). Sebelumnya, Yunahar sempat mengalami gangguan kesehatan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Ulama yang wafat pada usia 64 tahun terkenal bijak dan karismatik sehingga meninggalkan sejumlah kenangan pada koleganya.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas menuliskan kenangannya untuk Yunahar Ilyas. Berikut isi tulisannya:
Yunahar Ilyas adikku
Kini engkau telah pergi
Tidak akan pernah ada lagi kata-kata bernas bernada nasihat penuh hikmah yang akan bisa kudengar dari dirimu.
Engkau adalah ulama yang sangat dalam pengetahuan agamanya. Karena itu, kami di Muhammadiyah biasa memanggilmu dengan Buya Yunahar. Panggilan itu menunjukkan engkau merupakan ulama besar yang dimiliki Muhammadiyah.
Buya Yunahar termasuk ulama yang sangat bijak yang sering bisa melihat celah di saat banyak orang sudah mengalami rasa buntu.
Buya Yunahar adalah ulama yang sangat mumpuni. Penguasaan bidang agama dan kitab-kitab klasik, terutama tafsir dan hadits sungguh luar biasa.
Ceramah Buya Yunahar juga selalu segar dan menyegarkan. Acapkali dalam ceramahnya juga diselingi humor yang intelek, tidak seronok. Sangat jarang ada ulama Muhammadiyah yang ceramahnya mendalam dan segar dengan humor-humornya.
Jemaah Buya Yunahar sangat banyak dan telah sering memperoleh siraman ilmu agama yang mencerahkan.
Di mataku, Buya Yunahar adalah orang yang beruntung karena sewaktu hidup telah menabur ilmu yang bermanfaat.
Saya turut mendoakan mudah-mudahan semua itu nanti akan menjadi penolongmu dalam menghadap Allah SWT di alam akhirat sana.
Engkau adalah orang baik. Mungkin saja ada salahmu. Tetapi saya yakin semua orang akan memaafkanmu. Karena engkau ulama yang tegas, lurus dan tulus sehingga kami tidak pernah merasa kecewa terhadap dirimu.
Buya Yunahar adalah ulama besar. Tidak ada keraguan sedikitpun terhadap status keulamaannya, kealimannya, dan kebagusan akhlaknya. Kepergian Buya Yunahar ke haribaan ilahi rabbi merupakan kehilangan besar bagi Muhammadiyah. Karena belum tentu dalam siklus 30 tahunan, Muhammadiyah mampu melahirkan ulama sekaliber dia.
Selamat jalan adikku, engkau telah pergi terlebih dahulu dan aku pasti akan menyusulmu.
Aku berdoa semoga kita bisa lagi bertemu dalam naungan dan ridha-Nya di surga-Nya yang menjadi cita dan harapan kita semua. Aamiin.
Reporter | : | |
Editor | : |
- BP Haji: Sesuai Perintah Presiden, Sudah ada 7 Penyidik KPK yang dilantik menjadi Eselon 2 dan 1 orang lagi akan menjadi Eselon 1 di BPH
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
0 Comments