Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 06/08/2015 15:19 WIB
Muktamar NU

Wapres Batal Hadir, Muktamar NU ke 33 Ditutup Wagub Jatim

Suasana pembacaan hasil pemilihan ketua Rois Aam PB NU   Copy
Suasana pembacaan hasil pemilihan ketua Rois Aam PB NU Copy

JOMBANG_DAKTACOM: Muktaar NU ke 33 yang berlangsung dari 1 hingga 5 Agustus, ketua panitia Daerah Muktamar, Syaifulah Yusuf, Kamis (6/8/15).Seogianya penutupan akan dilakukan  Wakil Presiden Yusuf Kalla, namun ia batal hadir.Penutupan yang berlangsung  di ruang sidang Alun-alun Jombang sekitar pukul 02.00 WIB dinihari.
 
Muktamar yang berlangsung dari 1-5 Agustus 2015, telah berhasil memilih KH. Mustofa Bisri sebagai ketua Rois Aam, Suriah NU, dan  Prof. Dr. Said Aqil Siraj, sebagai ketua umum Tanfidziyah untuk periode 2015-2020.

Selain muktamirin telah berhasil membuat keputusan berbagai persoalan umat seperti persoalan hukum, dan fatwa ulama NU tentang kebijakan pemerintah.

Kegaduhan Muktamar.

Seperti diberitakan dakta.com, kegaduhan sempat terjadi baik saat muktamirin hendak mendaftar maupun pada saat disang-sidang pleno nerlangsung. Bahkan KH.Mustofa Bisri, sempat menangis, saat membaca sejumlah media yang memberitakan tentang kegaduhan yang terjadi di Muktamar NU.

Meski sejumlah ulama menyesalkan kegaduhan pada Muktamar NU kali ini, namun para muktamirin menilai kegaduhan yang terjadi masih dalam batas toleransi. "Itu bagian dari dinamisasi muktamar" kata Said Aqil Siraj.

Dikatakan, sidang pleno tentang tata cara pemilihan Rais Aam menjadi titik awal kericuhan. Karena sejumlah peserta muktamar menolak pemilihan lewat Ahwa. Yang menolak Ahwa  terus bersiasah menggagalkan metode musyawarah mufakat dan tetap menginginkan dilakukanya voting. Namun tata cara pemilihan yang disahkan  adalah sistem Ahwa sesuai AD/ART organiasi dan dijadikan dasar pemilihan pimpinan para Kyai Nahdiyin.

Buntutnya, sebagian Pimpinan Cabang (PC), dan Impinan Wilayah (PW), menolak hasil Muktamar. Mereka meminta agar muktamar diulang dilakukan. Muktamar dilakukan dalam tiga bulan kedepan dan siap melaksanakan muktamar sendiri. Jika tuntutannya tidak dilakukan, sejumlah PC dan PW mengancam akan membawa hasil muktamar ke ranah hukum.

Sejumlah tokoh dan kyai NU yang masih mempersoalkan keputusan Muhtamar diantaranya KH. Hasyim Muzadi, ,KH Salahudin Wahid (Gus Shola). Sebagai protes atas ketidak setujuan mereka terhadap muktamar, mereka menggelar pertemuan di Ponpes Tebuireng tepatnya di aula Bachir Achmad yang di hadiri puluhan muktamirin dari beberapa daerah. Bahkan kelompok ini menilai hasil Muktamar cacat hukum.

Apapun yang mewarnai penyelenggaraan muktamar keputusan sudah diambil. Berdasarkan sistem Ahwa pemilihan Rais Aam dengan perwakilan 9 kyai telah menetapkan KH Mustafa Bisri sebagai Rais Aam dan Wakilnya KH Maruf Amin, meski ahirnya KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) menolak menjadi Rais Aam dikuatkan dengan dikirimnya surat penolakan resmi  menjadi Rais Aam ke panitia Muktamar. Rais Aam Syuriah PBNU diamanatkan pada wakilnya KH Maruf Amin (Kyai Maruf ).

Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj kembali terpilih dalam voting tertutup yang dilaksanakan malam Kamis (6/8/15) hingga dinihari di alun alun Jombang Jawa Timur. Said Aqil berhasil meraih 287 suara mengalahkan KH.  As'ad said Ali yang hanya mendapatkan 107 suara.

Dari 508 pemilik suara PC dan PWNU  Se-indonesia hanya 417 yang menggunakan hak pilihnya. Sementara sisnya 91 tak menggunakan suaranya setelah tidak menyepakati metode pemilihan.

Reporter : Warso Sunaryo
Editor :
- Dilihat 2593 Kali
Berita Terkait

0 Comments