Nasional /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 26/11/2019 15:34 WIB

Akademisi Dunia Urun Rembuk Untuk Universitas Islam Internasional Indonesia

Dirjen Pendis Kemenag Kamarudin Amin
Dirjen Pendis Kemenag Kamarudin Amin
JAKARTA, DAKTA.COM - Sejumlah pakar pendidikan Islam dunia mengadakan pertemuan di Indonesia dalam rangka memberikan masukan terhadap bentuk Universitas Islam Internasional Indonesia, di Pullman Hotel, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (26/11).
 
Mereka membahas mengenai konsep ideal bagi Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang kini tengah dibangun di Depok dan direncanakan menjadi pusat studi keislaman dunia. Pertemuan yang dinamai Expert Meeting ini mengambil tema "Seizing The Moment For Inventing Muslim Civilization."
 
Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamruddin Amin menambahkan, pada era transformasi ini Indonesia membutuhkan perangkat untuk mencerahkan dan memberdayakan sumberdaya manusianya.
 
UIII merupakan jawaban yang tepat, karena akan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi pusat kebudayaan dan kemasyarakatan di dunia Islam.
 
Terdapat tiga pilar penting terkait pendirian UIII ini, yaitu sebagai lembaga pendidikan dan riset. Kedua sebagai pusat kebudayaan Islam dan kemasyarakatan, serta yang ketiga sebagai pusat penelitian tentang isu keislaman strategis dan tantangan dunia Islam.
 
Pada saat awal, UIII ini akan membuka program syariah, aqidah, tafsir, hadits, tasawuf, usul fiqh, lughah, dan balaghah. Terdapat pula ilmu-ilmu sosial, teknologi halal, seni, dan musik.
 
Di antara akademisi Islam dunia yang hadir adalah, Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Mesir, Prof Dr Mohamed Abouzaid Alamair, Wakil Rektor Universitas Qurawiyyin, Fez, Maroko Prof. Dr. Mohamed Adiouane, Prof. James Piscatori dari Australian National University Centre for Arab and Islamic Studies, Prof. Dr. Philip Buckley dari McGill University, Montreal Kanada, Prof. Dr. Mohammad al- Rougi dari University of Muhammad al-Khamis, Rabat, Maroko,Prof. Abdullah Sahin dari University of Warwick, Inggris, dan Prof. Dr. Moncef ben Abdeljelill dari Sousse University, Tunisia. **
Reporter :
Editor :
- Dilihat 856 Kali
Berita Terkait

0 Comments