Selasa, 12/11/2019 12:02 WIB
Tiket Pesawat Mahal, Kunjungan Wisatawan ke Bantul Turun
BANTUL, DAKTA.COM - Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut tingkat kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang dikelola pemerintah daerah setempat hingga triwulan III 2019 mengalami penurunan. Angkanya turun sekitar 12 persen dibanding periode sama pada tahun lalu.
"Kalau triwulan III tahun lalu kunjungan wisata sudah dapat di angka sekitar 3,1 juta orang, tetapi di triwulan III tahun ini baru di angka sekitar 2,8 juta orang. Turun sekitar 10 persen sampai 12 persen," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul Kwintarto Heru Prabowo di Bantul, Selasa (12/11).
Ia tidak mengetahui penyebab pasti penurunan tingkat kunjungan wisatawan ke Bantul pada tahun ini. Penurunan namun diduga karena pengaruh tiket pesawat mahal.
Bahkan, kata dia, penurunan kunjungan wisatawan juga dirasakan di kabupaten/kota lain di wilayah DIY. Selain faktor transportasi, penurunan kunjungan wisatawan juga dimungkinkan ada destinasi wisata baru di daerah lain yang menjadi tren atau tujuan favorit wisatawan.
"Kalau ini fenomena, karena banyak daerah juga mengatakan itu (kunjungan turun), bahkan ketika kemarin ke Bali juga turun tahun ini, saya tidak tahu apakah karena ada destinasi lain yang sekarang ada peningkatan. Tetapi banyak pihak menyatakan termasuk Yogya ada penurunan," katanya.
Dia mengatakan, penurunan tingkat kunjungan wisatawan tersebut merata di hampir semua objek wisata beretribusi di Bantul atau yang dikelola pemda. Tetapi dari data kunjungan wisata itu kawasan Pantai Parangtritis dan Depok tetap menjadi primadona atau dapat kunjungan terbesar dari objek wisata lainnya.
Kwintarto juga mengatakan jumlah kunjungan wisatawan yang sekitar 2,8 juta orang itu belum termasuk data kunjungan ke objek wisata yang dikelola masyarakat. Misalnya desa wisata seperti di Mangunan Dlingo, serta beberapa sentra kerajinan, yaitu Kasongan dan Manding.
"Kalau total kunjungan wisatawan ke Bantul itu per tahun bisa di angka 8 jutaan orang, dan angka 2,8 juta orang wisatawan itu dari objek yang kita kelola, jadi di desa-desa wisata seperti Dlingo, Manding, Kasongan atau yang tidak beretribusi itu lebih banyak, cuma tidak terdata di kami," katanya. **
Editor | : | |
Sumber | : | Antara |
- BP Haji: Sesuai Perintah Presiden, Sudah ada 7 Penyidik KPK yang dilantik menjadi Eselon 2 dan 1 orang lagi akan menjadi Eselon 1 di BPH
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
0 Comments