Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Senin, 03/08/2015 09:45 WIB

Tiga Kiyai Jadi Kandidat Ketua Tanfidziyah PB NU 2015-2020

Suasana Muktamar ke 33 di Jambong Jawa Timur
Suasana Muktamar ke 33 di Jambong Jawa Timur

JOMBANG_DAKTACOM: Sudah lazim di kalangan nahdiyin kalau Muktamar dilakukan pada siang hari. Tapi kali ini pembukaan dilakukan pada malam hari.


"Pada Muktamar ke 33 kali ini  pembukaan dilakukan pada malam hari, dan ini menjadi sejarah baru muktamar NU. Karena sebelum  sebelumnya agenda besar seperti muktamar selalu dibuka pada pagi atau siang hari" Kata, Ketua Panitia  Muktamar NU ke 33  Saifullah Yusuf,


Syaifullah Yusuf menyatakan takn mengubah jadwal yang sudah ditetapkan. Rangkaian sidang akan segera digelar usai pembukaan dilakukan.

"Usai pembukaan, acara akan dilanjutkan dengan pembahasan tata tertib," ucap Gus Ipul. "Selanjutnya sidang komisi, sidang pleno, serta pemilihan Rois Aam, dan ketua tanfidziyah PB NU," terangnya.

Tema Muktamar adalah 'Meneguhkan Islam Nusantara untuk Membangun Peradaban Indonesia dan Dunia'. Sidang sidang komisi di gelar di 4 pesantren .

Kandidat Ketua Tnfidziyah PB NU bermunculan.

Dalam muktamar, munculkan  sejumlah kandidat calon ketua PBNU. Setidaknya ada  tiga kandidat calon ketua PBNU untuk periode 2015-2020 yang diprediksi memiliki kans besar terpilih. Mereka adalah KH Salahuddin Wahid, KH As'ad Said Ali, dan KH Said Aqil Siroj.

Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A atau sering dikenal Said Aqil Siroj lahir di Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, 3 Juli 1953 saat ini masih menjabat Ketua Umum (Tanfidziyah) Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama periode 2010–2015

Pihaknya di beberapa media  menyatakan kesiapannya kembali memimpin NU jika memang masih dipercaya untuk memimpin NU lima tahun berikutnya. Siad Aqil diakui  memiliki  pengalaman di dunia Islam. Dia menjalani pendidikan S1 di Universitas King Abdul Aziz, Jurusan Ushuluddin dan Dakwah, tamat 1982, dan gelar doktornya diperoleh di Universitas Ummu al-Qura, jurusan Aqidah/Filsafat Islam, tamat 1994.Pernah menjabat anggota MPR RI, Said Aqil mengajar di sejumlah perguruan tinggi dan pesantren di Indonesia. Rais syuriah PBNU (1999-2004),  Dosen pasca sarjana Unisma Malang  (2003-sekarang), Anggota Komnas HAM (1998-1999), dan sejumlah pengalaman penting


Dr. (HC) Ir. H. Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Solah lahir di Jombang, 11 September 1942 adalah seorang aktivis, ulama, politisi, dan tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Dikutip wikipedia, dia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada masa awal reformasi 1998.  Salahuddin juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Bersama kandidat presiden Wiranto, ia mencalonkan diri sebagai kandidat wakil presiden pada pemilu presiden 2004

Salahuddin Wahid merupakan putra dari pasangan K.H. Wahid Hasyim (ayah) dengan Sholehah (ibu), dan adik kandung dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ayahnya adalah putra dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asy'ari.


KH. Dr. As’ad Said Ali Lahir dikudus 19 Desember 1949 adalah alumni pondok pesantren Al-munawwir krapyak Jogjakarta. Malang melintang di dunia intelijen dan dipercaya menjadi wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sejak era Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Dia juga pernah kuliah di jurusan Hubungan Internasional FISIP UGM. Saat ini didaulat mendampingi KH. Said Agil siraj sebagai Wakil ketua umu PBNU 2010 hingga 2015.
Dia juga aktif di sejumlah ormas Islam seperti IPNU, PMII, GP Ansor .

Reporter : Warso Sunaryo
Editor :
- Dilihat 2547 Kali
Berita Terkait

0 Comments