Senin, 14/10/2019 10:25 WIB
BMKG: Kabut Asap di Palembang Senin Pagi Paling Ekstrim
PALEMBANG, DAKTA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Palembang pada Senin (14/10) pagi, termasuk paling ekstrim selama musim kemarau 2019.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji, kondisi ekstrim tersebut disebabkan banyaknya titik panas atau hot spot selama 24 jam terakhir di OKI sehingga intensitas asap kiriman meningkat signifikan.
"Asap kiriman datang dari Banyu Asin I, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamaran, Pemulutan, Cengal, Pematang Panggang dan Mesuji," ujar Beny, Senin (14/10).
Berdasarkan rilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, data titik panas tercatat berjumlah 732 titik selama 24 jam terakhir di wilayah Sumsel, sebanyak 437 atau setengahnya berada di Kabupaten OKI.
Asap karhutla tersebut dibawa angin dari wilayah OKI ke Kota Palembang dengan kecepatan 9 - 37 kilometer/jam dan menjadi pekat di beberapa wilayah pada pagi hari karena faktor labilitas udara.
"Intensitas asap umumnya meningkat pada pukul 04.00-08.00 WIB dan 16.00-20.00 dikarenakan labilitas udara yang stabil atau tidak ada massa udara naik pada waktu-waktu tersebut," tambah Beny.
Kondisi kabut asap masih akan berlangsung seiring belum signifikannya intensitas hujan yang diharapkan mengurangi atau menghilangkan titik panas di wilayah Sumsel.
"Secara regional, melemahnya Badai Tropis Hagibis di Laut Cina Selatan dan masih adanya pusat tekanan rendah di wilayah tersebut mengakibatkan adanya aliran massa udara ke arah pusat tekanan rendah dari wilayah Indonesia, akibatnya tetap potensi dan intensitas hujan di wilayah Sumsel tetap menurun tiga hari ke depan," jelasnya.
Namun kondisi angin timuran yang menuju pusat tekanan rendah di Samudera Hindia akan membawa uap air dari Laut Cina Selatan dan Laut Jawa, sehingga ada potensi hujan di wilayah Sumsel bagian Barat-Utara yakni Kabupaten Musi Rawas, Lahat, Muara Enim, dan Kota Lubuk Linggau pada 17-18 Oktober 2019.
Sementara akibat kabut asap pekat pada Senin pagi, kualitas udara yang diindikasikan PM10 berstatus berbahaya dan membuat siswa dipulangkan dari sekolah.
"Pukul 09.00 WIB angkanya 835 mikrogram/meter, lalu pukul 09.30 WIB turun jadi 797 mikrogram/meter, dua-duanya kategori berbahaya," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang Nuga Putrantijo. **
Editor | : | |
Sumber | : | Antara |
- BP Haji: Sesuai Perintah Presiden, Sudah ada 7 Penyidik KPK yang dilantik menjadi Eselon 2 dan 1 orang lagi akan menjadi Eselon 1 di BPH
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
0 Comments