Senin, 14/10/2019 06:49 WIB
Target PAD 2020 Turun, Pemkot Bekasi Harus Evaluasi Kinerja SKPD
BEKASI, DAKTA.COM - Penurunan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bekasi, yang disampaikan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dalam laporan nota keuangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2020, mendapat respon serius dari Sekertaris Komisi III DPRD Kota Bekasi, Nuryadi Darmawan.
Pasalnya, penurunan target PAD Kota Bekasi pada tahun 2020 mendatang, terjadi akibat adanya rasionalisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Bekasi pada tahun sebelumnya. Sehingga target capaiannya pun diturunkan menjadi Rp256,4 miliar dari target awal sebesar Rp3,017 triliun.
“Kenapa rasionalisasi pendapatan tidak tercapai? Masa seorang Wali Kota tidak mampu mengoperasionalkan SKPD-nya? Makanya kasih otoritas, jangan main tunjuk-tunjuk kepala dinas tapi tidak mampu. PAD itu kan awalnya rasional. Emangnya PAD itu diciptakan ujug-ujug? PAD kan lewat perencanaan. Jadi kalau itu diturunkan (PAD) hingga Rp200 miliar, bukan saya lagi yang bertanya, tapi 2,8 Juta masyarakat Kota Bekasi juga akan bertanya,” ungkap Nuryadi di Komisi III DPRD Kota Bekasi, Senin (14/10).
Menurutnya, rasionalisasi PAD Kota Bekasi tersebut bukan alasan tidak tercapainya target pendapatan. Hanya saja, tidak adanya otoritas yang diberikan Wali Kota Bekasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penghasil. Akibatnya, defisit keuangan di Kota Bekasi tidak akan terselesaikan.
“Emangnya semua kerjaan kita ini tidak didasari rasionalitas, tidak adanya perencanaan? Semua itu direncanakan, harusnya soal PAD itu tidak ada alasan turun, harusnya meningkat, minimal samalah. Saya juga sudah tanya kepada akuntan publik soal defisit di Kota Bekasi, tidak ada benang merahnya, bahkan hal ini juga pernah dialami sama DKI, saya tanya sama Ketua DPRD DKI juga. Tapi rasionalitas yang dianggap itu, justru sebenarnya tidak punya otoritas,” ucap Nuryadi.
Perbaikan keadaan keuangan Kota Bekasi bukan hanya soal target PAD saja, kendati sumber daya manusia yang dipilih Wali Kota Bekasi harus mumpuni. Sebab itu, Nuryadi menyarankan agar adanya evaluasi terhadap kepala SKPD penghasil.
“Ini kan persoalannya tidak ada keseriusan, terlalu cepat-cepat ganti pimpinan SKPD. Kalau orang mau merencanakan, ya harus sama orang yang sama dulu, sehingga perencanaanya jalan dan tidak berubah-ubah. Coba kasih otoritas, kalau tidak berhasil capai target, ganti. Dulu Ahok begitu jadi Gubernur, dan itu harus,” tutupnya. **
Reporter | : | Warso Sunaryo |
Editor | : |
- KH. Syaifuddin Siroj Resmi Menjadi Ketua Umum Kota Bekasi 2024-2029
- Karang Taruna Kota Bekasi Siap Bersatu, Pasca Pilkada 2024
- MES dan Perguruan Tinggi Berkolaborasi Sosialisasikan Ekonomi Syariah
- PNM Bekasi Gelar Program Budidaya Maggot dan Pengolahan Sampah di Medan Satria
- DPD KNPI Kota Bekasi Bantah, Memasang Spanduk dengan Nada Tendensius Terhadap Lembaga Kejaksaan
- Pengamat Berharap Komunikasi Intens antara PJ Walikota dengan Walikota - Wakil Walikota Terpilih Demi Keberlangsungan Kota Bekasi Kedepan
- Tri Adhianto dan Haris Bobihoe Menangkan Pilkada Kota Bekasi 2024 Hasil Rekapitulasi 12 Kecamatan
- Memasuki Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Bersama Forkopimda Kota Bekasi Tertibkan APK
- Ketua DDII Kota Bekasi Ustd Salimin Dhani,Ajak Warga Doakan dan Pilih Paslon no 3,Ridho.
- Mimpi Besar TOD Kota Bekasi, Dishub : Ini Tugas Bersama Seluruh Elemen
- Logistik Pilkada Sudah Sampai Gudang KPU Kota Bekasi
- Masyarakat Kota Bekasi, Padati Kampanye Rapat Umum Paslon Pilgub ASIH
- Ridho Semakin Diminati Masyarakat Jelang Pilkada
- #SemuaBisaUmroh Akan Berangkatkan 361 Jamaah ke Tanah Suci
- BAZNAS Kota Bekasi Salurkan Sembako Santri dan Beasiswa S2 Pesantren pada HSN 2024
0 Comments