Jum'at, 11/10/2019 10:00 WIB
Tinggalkan Demokrasi, Fokuskan Perjuangan Untuk Perubahan Hakiki
DAKTA.COM - Oleh: Sri Puji Hidayati, S.Si, M.Pd
Pada hari Sabtu (28/9/2019), ribuan umat Islam wilayah JABODETABEK dan sekitarnya menghadiri Aksi Mujahid 212 di Jakarta. Massa umat Islam sudah memadati area Bundaran Hotel Indonesia sejak pagi hari. Semarak bendera tauhid dan slogan Islami menghiasi aksi saat ini.
Mereka mengibarkan bendera tauhid hitam (arrayah) dan putih (alliwa) sambil mengacung-acungkan berbagai poster. Peserta aksi juga memakai aksesoris seperti topi, ikat kepala bertuliskan kalimat tauhid. Ribuan peserta berjalan kaki dan konvoi motor dari Bundaran HI menuju Patung Kuda - Silang Monas. Aksi ini berjalan dengan tertib sampai dengan acara selesai.
Negeri ini sedang dalam kondisi sakit. Rezim yang berkuasa hari ini gagal memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Terlihat dari tidak terpenuhinya berbagai hajat hidup, baik pangan, sandang, kesehatan, keamanan, pendidikan dan lain sebagainya. Berbagai program Neoliberal hanyalah menghasilkan kebaikan semu dan pada akhirnya kedzaliman dan kesengsaraan melingkupi kehidupan rakyatnya. Sebagian penduduk negeri ini masih rawan pangan dan beberapa anak mengalami gizi buruk.
Selain itu, masyarakat juga mengalami krisis air bersih dan hidup dalam hunian yang tak layak. Pelayanan kesehatan yang dilingkupi diskriminasi, seolah hanya orang yang berduit saja yang boleh sakit, berbelitnya urusan menggunakan kartu BPJS sampai dengan kenaikan tarifnya yang semakin meroket. Tingginya uang SPP Sekolah, dan dicabutnya berbagai subsidi seperti harga BBM dengan dalih perekonomian negeri sedang buruk.
Rezim saat ini juga gagal dalam mengatasi berbagai macam problematika dalam negeri. Papua yang meminta lepas dari negeri ini. Kisruh pembantaian di Wamena yang banyak memakan korban jiwa. Bencana lingkungan terbesar yaitu asap yang berulang kali terjadi, seolah-olah dibiarkan dan tidak ditangani secara serius.
Belum lagi maraknya kemaksiatan yang merajalela. Seperti perzinahan, LGBT yang mengakibatkan berbagai penyakit yang sulit diobati seperti HIV/AIDS. Korupsi yang menggurita dan semakin tumbuh subur. Pemberantasan dan penanganan para koruptor yang tidak tegas, tidak memberikan efek jera. Anehnya lagi para koruptor kebanyakan adalah pejabat dan elit politik.
Sistem politik dalam demokrasi yang semakin mahal, membuat uanglah yang dominan yang mendorong elit politik ke arah korupsi. Jadilah negara kita bercorak korporatokrasi. Persekongkolan antara penguasa-pengusaha pun semakin menjadi-jadi. Tidak ada namanya kepentingan rakyat. Yang ada hanyalah kepentingan elite politik dan para kapitalis.
Berbagai kondisi negeri yang tidak ideal itu, membuat umat bangkit dan tersadar, seharusnya mereka bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Persoalan di negeri pengemban demokrasi ini tidak akan pernah selesai, jika tidak segera dicarikan solusi tuntas. Dalam orasi aksi mujahid 212, Farid Wajdi menyampaikan tentang dua hal yang diperlukan untuk menyelamatkan negeri ini, yaitu pertama pemimpin yang amanah yang hanya takut dan tunduk kepada hukum Allah.
Umat menginginkan hadirnya seorang pemimpin yang bisa membawa kepada perubahan yang hakiki, yang bisa melindungi dan menyejahterakannya. Pemimpin yang dapat menyelamatkan negeri ini dari dominasi asing yang mencengkeram sektor atau posisi strategis. Kedua adalah sistem yang baik, sistem yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam sistem Khilafah.
Pada bulan ini, wakil rakyat sudah dilantik dan segera pemimpin yang dimenangkan oleh KPU akan segera dilantik juga. Sistem politik negeri yang berasaskan demokrasi pun sebenarnya juga telah gagal dalam memilih pemimpin.
Belasan kali pemilu sudah dilaksanakan, kesejahteraan masyarakat masih sebatas angan-angan. Wakil rakyat datang silih berganti, setiap kali itu pula rakyat hanya dijadikan komoditi. Berkali-kali kepemimpinan di rotasi, sebanyak itu pula rakyat menelan kekecewaan dan merugi.
Parlemen dan penguasa hasil pemilu selama ini membuat harapan dan cita-cita umat terasa semakin jauh dari kenyataan, yaitu akan adanya perubahan ke arah yang lebih baik.
Perubahan yang selama ini terjadi hanya pada wajah pemimpin dan tidak disertai dengan perubahan tatanan hukum dan aturan, maka kondisinya akan sama saja. Karena itu, perubahan harus dimulai dengan mengubah Ideologi dan tatanan aturan yang dihasilkannya. Perubahan harus dilakukan pada sistem, kemudian aturan ini akan menetapkan siapa sosok pemimpin yang harus dipilih rakyat.
Jadi ketika kita mengharap perubahan dengan hanya mengganti rezim, tanpa mengganti sistem itu sama saja dengan mengulang kesalahan kembali. Tidak cukup kah bagi kita fakta kegagalan rezim ini. Bencana yang menimpa dan berbagai musibah seharusnya dijadikan sebagai pelajaran akan sangat berbahayanya jika sistem kehidupan ini tidak bersumber dari Allah atau kita berpaling dari hukum Allah.
Allah SWT berfirman:“Dan barang siapa berpaling dari peringatan–Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit”. (TQS Thaha[20] : 124). Imam Ibnu Katsir menjelaskan: “ Allah SWT berfirman, ‘Dan siapa yang berpaling dari peringatan-Ku' yakni menyalahi perintah (ketetapan)-Ku dan apa yang Aku turunkan kepada Rasul-Ku, berpaling darinya dan melupakannya serta mengambil yang lain sebagai petunjuknya, maka baginya kehidupan yang sempit ‘ yakni di dunia.”
Sekularisme menghalalkan segala cara untuk meraih segala yang diinginkan oleh para kapital. Dengan menyampingkan urusan agama dengan kehidupan, sekularisme menjadi induk kemaksiatan dan kedzoliman negeri.
Dalam demokrasi tidak ada kawan atau lawan sejati, yang ada hanya kepentingan sejati. Sehingga demokrasi bukan jalan menuju perubahan yang hakiki. Oleh sebab itu tinggalkan sistem sekuler demokrasi kapitalisme sebagai akar dari problematika yang melanda negeri. Fokuskan perjuangan untuk perubahan hakiki menuju Islam kaffah dalam naungan Khilafah.
Fakta sejarah mencatat tentang keberhasilan Rosuluallah SAW sebagai seorang kepala negara. Dimana beliau menerapkan syariat Islam secara kaffah. Terlihat keberkahan dan kesejahteraan menyelimuti negeri yang beliau pimpin. Pengurusan berbagai persoalan kehidupan masyarakat begitu mensejahterakan. Aqidah Islam merupakan ikatan yang mendasari hubungan antara penguasa dengan rakyatnya.
Dari aqidah islam inilah terpancarnya aturan kehidupan yang begitu sempurna dan selaras dengan Fitrah manusia. Islam dijadikan satu-satunya ideologi yang paling benar dan shahih. Hasilnya tidak hanya mensejahterahkan secara fisik/materi bahkan juga menfasilitasi individu masyarakat pada kemuliaan dan kebahagian yang hakiki, yakni pada Syariat Allah SWT. Hal ini berlangsung pada keseluruhan kehidupan masyarakat.
Ideologi Islam telah menghantarkan umatnya hidup dengan peradaban yang tinggi, bangkit dan maju memimpin dunia. Lihatlah sejarah kejayaan kepemimpinan Islam. Dimana Islam tampil memimpin dunia dengan menguasai hampir 2/3 dunia. Kegemilangan, kesejahteraan menghiasi negeri Islam. Berbagai komentar positif datang dari warga non muslim yang pernah menjadi warga Negara Khilafah Islam.
Hal ini semua terjadi karena negara mengadopsi Syariah Islam dan menerapkannya di bawah naungan kesatuan pemikiran, perasaan dan aturan. Keamanan pun terjaga, keadilan hukum terwujud, kesejahteraan merata, sebab aturan yang dianutnya menghendaki penguasa untuk menetapkan kebijakan yang tidak dzalim.
Perjuangan untuk perubahan hakiki ini bukan tugas seorang diri. Perjuangan ini adalah tugas bersama umat, tugas kelompok umat. Kelompok ini wajib ada berdasarkan perintah Allah SWT (QS Ali Imran [3]: 104). Kelompok dakwah yang dibentuk Rasulullah SAW beserta aktivitasnya menjadi contoh nyata.
Kelompok dakwah hari ini harus mengambil perbuatan Rasul sebagai contoh dan menapaki jalan yang sama serta cara yang sama. Rasulullah tidak bekerja sendiri. Beliau mengajak yang lain untuk mendakwahkan Islam hingga akhirnya menegakkan Daulah Islam di Madinah.
Oleh karena itu untuk memperoleh perubahan hakiki menuju Islam kaffah hendaknya bekerja dengan kelompok dakwah yang menyeru umat untuk menuntut penerapan Islam secara kaffah. Perjuangan ini menuntut adanya kesadaran akan kewajiban dakwah amar makruf nahi mungkar. Langkahnya bukan hanya mendakwahkan hukum-hukum Islam, tetapi juga merubah tatanan kehidupan dan melepaskan umat dari cengkeraman kezaliman penguasa.
Medan dan jalan perjuangan ini penuh liku, tidak sanggup dilewati sendiri, tetapi wajib bersama dengan kelompok yang menetapkan tujuan dan langkah yang sama. Seorang Muslim yang serius dan sungguh-sungguh mengabdikan dirinya, tenaga, pikiran, waktu dan hartanya untuk mengabdi pada sang Khalik yang mampu menerjangnya. Muslim yang istiqomah, ikhlas dan berani, sabar menerima ujian.
Muslim yang hatinya selalu terpaut dan jiwanya bergantung pada satu-satunya tempat ia bergantung, yaitu Allah SWT. Mereka adalah yang mengimani bahwa surga Allah itu tidak murah, mesti ditebus dengan sesuatu yang berharga. Maka dari itu, jadilah bagian dari pengemban dakwah yang akan menyelamatkan umat terbaik ini menuju kemuliaan dan kemenangan. Jannah adalah balasan terbaik dari Rabb pemilik alam ini. WalLâhu a’lam bi ash-shawwâb.
Editor | : | |
Sumber | : | Sri Puji Hidayati |
- BP Haji: Sesuai Perintah Presiden, Sudah ada 7 Penyidik KPK yang dilantik menjadi Eselon 2 dan 1 orang lagi akan menjadi Eselon 1 di BPH
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
0 Comments