Ahad, 06/10/2019 09:51 WIB
BPPT Butuh Pesawat Tambahan Untuk Operasi Hujan Buatan
JAKARTA, DAKTA.COM - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan, perlu pesawat tambahan untuk memaksimalkan langkah mitigasi bencana kabut asap melalui operasi hujan buatan.
Saat ini BPPT menjalankan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk Upaya pencegahan kekeringan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah daerah.
Menurut BPPT, pengadaan pesawat tambahan penting karena Indonesia merupakan negara yang kerap dilanda kekeringan dan karhutla.
Ketersediaan armada pesawat yang cukup tentunya akan membantu meningkatkan upaya BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) dalam menurunkan hujan buatan.
Operasi TMC bisa dilakukan jika muncul potensi awan hujan sebagai objek penyemaian.
Kemunculan awan hujan ini sangat dinamis, sehingga diperlukan kesiapan armada pesawat setiap saat untuk mengangkut bahan semai berupa garam atau Natrium Klorida (NaCl).
Seperti yang disampaikan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT Yudi Anantasena di Kantor BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (4/10).
Ia menjelaskan operasi TMC membutuhkan jenis pesawat seperti King Air dan Cassa dalam optimalisasi penyemaian awan.
"Armada pesawat memegang peranan penting dalam operasi TMC, minimal kegiatan TMC menggunakan pesawat sekelas King Air dan Cassa untuk metode penyemaian berbeda, baik flare atau semai powder," ujar Yudi, pada kesempatan tersebut.
Sedangkan untuk saat ini, pengoperasian yang dilakukan BBTMC-BPPT yang bersinergi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hanya menggunakan pesawat yang dipinjamkan oleh TNI Angkatan Udara (AU).
Karena dua armada pesawat yang dimiliki BPPT saat ini masih belum bisa digunakan lantaran tengah diperbaiki yakni Cassa 212-200 PK-TMA serta pesawat Piper Cheyenne II PK TMC.
Piper Cheyenne II PK TMC adalah pesawat bekas yang dibeli dari Amerika Serikat (AS). **
Editor | : | |
Sumber | : | Kontan.co.id |
- BP Haji: Sesuai Perintah Presiden, Sudah ada 7 Penyidik KPK yang dilantik menjadi Eselon 2 dan 1 orang lagi akan menjadi Eselon 1 di BPH
- Saudi Berencana Batasi Usia Jemaah Haji Lansia di Atas 90 Tahun pada 2025
- Kritik OCCRP, Pakar Hukum: Nominasikan Tokoh Korup Tanpa Bukti adalah Fitnah
- 5 Profil Finalis Tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024 Versi OCCRP, Jokowi Salah Satunya
- Akal Bulus BI, CSR Dialirkan ke Individu Lewat Yayasan, Ada Peran Heri Gunawan dan Satori?
- Promo Libur Akhir Tahun Alfamidi
- 85 PERSEN PROFESIONAL INGIN REFLEKSI DIRI YANG LEBIH INTERAKTIF
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
0 Comments