Kajian Keislaman /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 19/03/2015 11:01 WIB

Peneliti INSIST Kritik Buku Apa Jadinya Dunia Tanpa Islam

JAKARTA_DAKTACOM: Jamaah Ansharus Syariah menggelar bedah buku “Apa Jadinya Dunia Tanpa Islam, Sebuah Narasi Alternatif” karya Graham E. Fuller dalam agenda diskusi bulanan pada Selasa, (17/03).

Acara yang diadakan di gedung Gatra, Kalibata, Jakarta Selatan ini dihadiri oleh sejumlah aktivis Anshar Syariah Jakarta dan jurnalis. Hadir sebagai salahsatu narasumber utama adalah Adnin Armas, peneliti dan Direktur Eksekutif INSISTS.

Dalam pemaparannya, Adnin menjelaskan bahwa Fuller memandang Islam merupakan agama evolusi seperti agama-agama Ibrahim (Abraham faith) lainnya, Kristen dan Yahudi. Fuller menilai ada kesamaan dalam tiga agama Ibrahim itu, seakan-akan Kristen dan Yahudi sama-sama mempercayai ajaran monotheistik.

“Ini pandangan yang salah dari penulis, menyamakan Islam dengan Kristen dan Yahudi. Padahal Yahudi menyimpang dari ajaran Musa dan Kristen menyimpang dari ajaran Isa, Islam justru hadir untuk meluruskan itu,” terangnya.

Adnin, menilai tidak tepat menilai Islam sama dengan Yahudi dan Kristen. Memang terlihat ada beberapa kesamaan, tetapi ada perbedaan mendasar dan kental antara tiga agama itu.

“Kalau mereka sebut Yahudi dan Kristen agama Ibrahim, justru saya melihat dua agama itu menyimpang dari ajaran Nabi Ibrahim,” paparnya.

Memang pandangan bahwa Islam, Kristen dan Yahudi sebagai agama dari Ibrahim dijadikan narasi besar bagi ilmu-ilmu perbandingan agama. Ketiga agama itu dianggap monotheistik dan dihadapkan dengan Hindu yang politheistik. Adnin menilai perlu dikaji lebih dalam apa benar Kristen dan Yahudi monothestik.

Islam tak hanya satu?

Penulis buku yang merupakan peneliti lembaga think-tank Amerika, RAND Corporation itu juga menilai bahwa Islam itu beragam. Islam dipandang bukan satu, tetapi ada banyak bentuk-bentuk keislaman. Lebih lugasnya, Islam mungkin satu, namun ada banyak cara umat Muslim hidup dan menafsirkannya, sehingga Islam berbeda dari satu negara ke negara lainnya, dari satu masa ke masa, zaman-zaman, dan dari orang ke orang lainnya.

Adnin menolak pandangan Fuller, karena Islam sejak zaman Rasulullah SAW tetap sama di mana pun berada.

“Cara pandang penulis, didasarkan cara pandang sekuler yang keliru. Penulis tidak memahami Islam secara utuh. Islam kita sama dengan Islam yang diajarkan oleh Rasulullah tidak ada yang berbeda. Kalaupun ada yang berbeda itu hanya aksesoris, bukan prinsip,” ucapnya.

Adnin berpendapat, pandangan Fuller terhadap Islam pada dasarnya pandangan yang sudah umum terjadi di kalangan akademisi Barat dan kaum sekuler. Pandangannya, tak lagiutuh dalam melihat konsep Islam yang benar.(Fajar Shidiq)***



Editor    : Imran Nasution





 

Editor :
Sumber : Kiblat.net
- Dilihat 2605 Kali
Berita Terkait

0 Comments