Banyaknya Bendera Israel di Tolikara Bukti Adanya Kerjasama Dengan GIDI
JAKARTA_DAKTACOM: Keberadaan Israel di Tolikara sepekan terakhir ini menjadi pusat perhatian setelah ramai ditemukannya bendera Israel dan lambang bintang david yang dipasang di rumah-rumah warga dan di tempat umum. Terlebih, diberitakan adanya lembaga Israel yaitu KHAHZ (Kehilat Ha’seh Al Har Zion) yang melakukan kerjasama dengan Gereja Injili Di Indonesia (“GIDI”) dan melakukan sejumlah aktivitas di Tolikara. Bagi orang awam, eksistensi bendera dan lambang Israel di Tolikara dianggap sebagai bentuk kerjasama antara Indonesia dengan Israel.
Padahal, Indonesia tidak mengakui Israel sebagai suatu negara. Hal ini pernah disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, pada tanggal 13 Mei 2011 ketika menanggapi isu akan dirayakannya HUT Israel oleh beberapa pihak di Indonesia pada tahun 2011. Indonesia pada saat itu tegas mengatakan tidak mengakui kedaulatan maupun pemerintahan Israel. Pernyataan tersebut hingga hari ini sepertinya tetap konsisten, dimana tidak pernah adanya kantor kedutaan besar Israel ataupun kantor perwakilan resminya di Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa Indonesia tidak mengakui Israel sebagai suatu negara, ujar Harry Kurniawan, Sekretaris SNH Advocacy Center.
Menurutnya, ketiadaan Perjanjian di antara kedua negara juga menjadi penegas bahwa antara Indonesia dengan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik, seperti yang disyaratkan Article 2 Vienna Convention on Diplomatic Relations 1961 yakni :“The establishment of diplomatic relations between States, and of permanent diplomatic missions, takes place by mutual consent.” Oleh karenanya, perlu dipertanyakan tujuan Israel melalui lembaganya melakukan aktivitas di Tolikara. “Pemerintah wajib memeriksa legalitas aktivitas KHAHZ di Indonesia”, tanya Harry.
Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (2) Undang–undang No. 6 Tahun 2011 disebutkan bahwa setiap orang asing yang masuk wilayah Indonesia wajib memiliki visa yang sah dan masih berlaku, kecuali ditentukan lain berdasarkan Undang-Undang ini dan perjanjian internasional. Dengan demikian, orang asing yang berasal dari Israel yang masuk ke wilayah Indonesia seharusnya tidak mendapatkan visa karena Indonesia tidak mengakui negara dan pemerintahan Israel. Oleh karenanya, berdasarkan UU Keimigrasian, kehadiran lembaga dan orang-orang Israel dengan segala aktifitasnya di Indonesia adalah Ilegal sehingga harus segera dideportasi dari Indonesia”, pungkas Harry.
Editor | : | |
Sumber | : | Humas SNH Advocacy Centre |
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
- INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI HARUS BERLANJUT DENGAN PEMBENAHAN
- Nama Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
0 Comments