Nasional /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 24/09/2019 15:34 WIB

Mahasiswa Unnes dan Undip Dihadang Aparat Untuk Ikut Aksi

Mahasiswa Unnes dan Undip yang dicegat aparat kepolisian untuk berangkat ke Gedung DPR RI
Mahasiswa Unnes dan Undip yang dicegat aparat kepolisian untuk berangkat ke Gedung DPR RI
SEMARANG, DAKTA.COM - Mahasiswa dari UNNES dan Undip dihadang oleh aparat kemanan ketika hendak bergabung bersama mahasiswa lainnya di Gedung DPR RI untuk melakukan aksi unjuk rasa pada Selasa (24/9).
 
Presiden Mahasiswa UNNES, Saiful Muhjab mengungkapkan dari awal keberangkatan, pihak kepolisian memang sudah berupaya melakukan pencegatan.
 
"Kronologis pencegatan dimulai ketika kami di kampus, para Intel, dan menwa (resimen mahasiswa) bersekongkol untuk mengawasi mulai dari memfoto bus yang kami tumpangi. Mereka menekan dan menghubungi sopir bus yang kami kendarai, sehingga supir takut dan tidak berani untuk mengantar," ungkap Saiful saat dikonfirmasi Radio Dakta, Selasa (24/9).
 
Ia menceritakan, karena adanya tekanan dan ancaman dari aparat keamanan, sopir bus yang mengantar mereka menjadi ketakutan. 
 
"Tapi kami meminta untuk pak supir membantu dalam perjalanan menuju Jakarta bergabung dengan kawan-kawan dari berbagai penjuru untuk menyuarakan aspirasi dan akhirnya mereka berani walaupun pada akhirnya keberangkatan menjadi molor. Seharusnya berangkat Senin pukul 10 malam tapi karena ada insiden, akhirnya kami berangkat sekitar pukul 12 malam," paparnya.
 
Tidak sampai disitu, ketika dalam perjalanan menuju Gedung DPR RI, jalur tol dijaga ketat pihak kepolisian, sehingga rombongan mahasiswa harus memilih jalur lain.
 
Menurutnya, ketika rombongan sampai di Brebes tepat di depan Polres Brebes ternyata mereka diberhentikan dengan alasan razia. Tetapi, Saiful dan kawan-kawan merasa ada beberapa kejanggalan dari razia tersebut, sampai akhirnya bus diberhentikan dan dari 5 bus yang ditumpangi 2 terkena tilang.
 
"Alasannya SIM dan STNK yang tidak dibawa. Padahal jelas massa aksi ada yang mendengar percakapan para sopir yang menyatakan surat-suratnya lengkap. Akhirnya tanpa kejelasan massa sekitar 250 orang terlunta-lunta tanpa adanya kejelasan dari biro bus," jelasnya.
 
Namun, setelah mahasiswa menekan supir bus, mereka  mengaku mendapat intimidasi dari aparat kepolisian untuk tidak mengantar massa ke Jakarta. 
 
"Setelah perdebatan yang cukup panjang dengan aparat kepolisian Polres Brebes dan dengan pihak PO bus akhirnya kami meng-cancel biro yang kami tumpangi dan kami cari biro yang lain," tuturnya.
 
Akhirnya, rombongan mahasiswa Unnes dan Undip baru mendapatkan bus dan bisa melanjutkan perjalanan pada pukul 09.11 WIB di tengah kepanikan dan intimidasi dari aparat kemanan.
 
"Setelah dicegat di Polres Brebes tanpa kejelasan dari mulai jam 03.45 pagi sampe jam 09.00 kami melanjutkan perjalanan. Tapi ternyata ketika perjalanan menuju Jakarta, bus sudah sampai di tol Kranji Ciledug pihak bus ditekan lagi dan diancam akan dibekukan oleh kepolisian. Menurut keterangan mereka ditekan oleh Polres Brebes, Slawi dan Tegal," ungkapnya.
 
Massa yang di bus mulai geram dan di dalam bus terjadi kericuhan sampai akhirnya rombongan meminta sopir bus berhenti atau menepi di rest are Tol Ciledug. 
 
"Massa sempat ricuh dan meminta keterangan dari pihak sopir sampai akhirnya pihak sopir menyepakati untuk kembali meneruskan perjalanan sebab memang secara administratif kami sudah melunasi bahkan ada bukti pelunasan biro busnya," tuturnya.  **
Reporter :
Editor :
- Dilihat 977 Kali
Berita Terkait

0 Comments