Selasa, 17/09/2019 17:41 WIB
Kurangi Angka Kesakitan, Dinkes Kota Bekasi Klaim Siapkan Tim Promkes
BEKASI, DAKTA.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi terus berupaya agar angka kesakitan masyarakat turun dari tahun 2018 yang mencapai 35 persen dari jumlah penduduk saat ini sekitar 2,8 juta jiwa. Bahkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati mengklaim di setiap Puskesmas yang ada sudah disiapkan tim Promosi Kesehatan (Promkes).
"Tugas mereka mengajak masyarakat Kota Bekasi berbudaya hidup sehat dan menjaga lingkungan. Dinas juga ajak tim lain seperti anggota PKK," ujar Tanti saat di temui di Kantornya, Senin (16/9).
Kota Bekasi memang memiliki problem besar dalam mengurangi angka kesakitan masyarakat. Tercatat, angka pesakitan pada tahun 2018 lalu masih tergolong tinggi, yakni sekitar 35 persen yang salah satunya dipicu tingginya angka Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2018. Angka tersebut melebihi standar kesehatan nasional, yaitu 10 persen dari jumlah penduduk.
"Angka pesakitan cukup tinggi. Tahun 2018 lalu melalui KS mencapai 1 juta layanan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati.
Menurut Tanti, pemerintah belum berhasil dalam menangani kesehatan masyarakat, sehingga pihaknya menjadikan presentase ini sebagai pekerjaan rumaah (PR) yang harus diselesaikan.
"Sampai bulan Juni 2019 sudah ada penurunan dari tahun sebelumnya. Kita tekan Puskesmas agar tidak mudah memberi rujukan, sehingga angkanya turun hingga 50 persen lebih rendah," katanya.
Selain menekan pengguna rujukan, Dinas Kesehatan Kota Bekasi juga menginstruksikan kepada seluruh puskesmas agar gencar dalam kegiatan promotif dan preventif. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi masyarakat agar berperilaku sehat dalam kesehariannya.
"Ini PR besar bagi kami untuk menurunkan pengunjung yang berobat. Puskesmas harus gencar mengedepankan pola promotif dan preventif. Kuratif atau penanganan orang sakit itu adalah tambahan. Harusnya masyarakat kunjungan ke Puskesmas untuk konsultasi bukan untuk berobat," jelas Tanti.
Tanti mengakui bahwa kuratif merupakan kenyataan yang terjadi hampir di setiap puskesmas.
"Kenyataannya fungsi puskesmas sebagai penanganan akhir, yakni berobat. Kita tidak berharap masyarakat sakit," tandasnya. **
Reporter | : | Warso Sunaryo |
Editor | : |
- KH. Syaifuddin Siroj Resmi Menjadi Ketua Umum Kota Bekasi 2024-2029
- Karang Taruna Kota Bekasi Siap Bersatu, Pasca Pilkada 2024
- MES dan Perguruan Tinggi Berkolaborasi Sosialisasikan Ekonomi Syariah
- PNM Bekasi Gelar Program Budidaya Maggot dan Pengolahan Sampah di Medan Satria
- DPD KNPI Kota Bekasi Bantah, Memasang Spanduk dengan Nada Tendensius Terhadap Lembaga Kejaksaan
- Pengamat Berharap Komunikasi Intens antara PJ Walikota dengan Walikota - Wakil Walikota Terpilih Demi Keberlangsungan Kota Bekasi Kedepan
- Tri Adhianto dan Haris Bobihoe Menangkan Pilkada Kota Bekasi 2024 Hasil Rekapitulasi 12 Kecamatan
- Memasuki Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Bersama Forkopimda Kota Bekasi Tertibkan APK
- Ketua DDII Kota Bekasi Ustd Salimin Dhani,Ajak Warga Doakan dan Pilih Paslon no 3,Ridho.
- Mimpi Besar TOD Kota Bekasi, Dishub : Ini Tugas Bersama Seluruh Elemen
- Logistik Pilkada Sudah Sampai Gudang KPU Kota Bekasi
- Masyarakat Kota Bekasi, Padati Kampanye Rapat Umum Paslon Pilgub ASIH
- Ridho Semakin Diminati Masyarakat Jelang Pilkada
- #SemuaBisaUmroh Akan Berangkatkan 361 Jamaah ke Tanah Suci
- BAZNAS Kota Bekasi Salurkan Sembako Santri dan Beasiswa S2 Pesantren pada HSN 2024
0 Comments