Jum'at, 02/08/2019 12:49 WIB
BMKG: Asap Karhutla Riau Belum Sampai ke Singapura dan Malaysia
PEKANBARU, DAKTA.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan bahwa sampai saat ini asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hanya meliputi sebagian dari wilayah Provinsi Riau, belum sampai masuk ke negara tetangga Singapura dan Malaysia.
"Sampai saat ini belum sampai disana karena hasil model-model yang kita lakukan itu (asap) masih belum sampai. Jadi masih sekitar pesisir Riau saja asapnya," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sukisno di Pekanbaru, Jumat (2/8).
Ia mengatakan, arah angin di Sumatera kini mengarah ke Selat Malaka, menimbulkan potensi asap atau jerebu akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masuk ke negara tetangga terdekat.
"Mudah-mudahan tidak terjadi itu," kata Sukisno.
Ia menjelaskan bahwa saat ini asap karhutla meliputi tiga daerah di Provinsi Riau, yakni Kabupaten Pelalawan, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru.
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan telah menurunkan kualitas udara dan memperpendek jarak pandang di ketiga daerah itu.
Menurut Sukisno, pada Jumat (2/8) pagi jarak pandang di Kota Pekanbaru dan Pelalawan sekitar empat kilometer dan jarak pandang di Kota Dumai sekitar lima kilometer.
Pantauan satelit menunjukkan pada Jumat pukul 06.00 WIB ada 54 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di wilayah Provinsi Riau. Perinciannya, 23 titik panas ada di Kabupaten Pelalawan, dua di Bengkalis, satu di Kuansing, dua di Kota Dumai, satu di Kabupaten Kepulauan Meranti, sembilan di Rokan Hilir, empat di Siak, tujuh di Indragiri Hilir, dan lima di Indragiri Hulu.
Dari seluruh titik panas itu, 32 di antaranya merupakan titik api. Perinciannya, Pelalawan punya15 titik api, Bengkalis satu titik, Rokan Hilir tujuh titik, Indragiri Hilir empat titik, Kepulauan Meranti dan Siak masing-masing satu titik, Indragiri Hilir empat titik, dan Indragiri Hulu tiga titik. **
Editor | : | |
Sumber | : | Antara |
- Hari Karantina ke-147, Barantin Terus Tingkatkan Perlindungan Keanekaragaman Hayati
- Aksi Tanam Sejuta Pohon Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Bekasi
- Petualangan Menegangkan: Menaklukkan Track Terjal Menuju Curug
- Inovasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi; Pemanfaatan Ulang Sampah (Puasa) dengan Pembangunan Sorting Centre Dan Eco System Advance Recycling (So CESAR)
- Produsen Kemasan Daur Ulang FajarPaper Ikut Serta Dalam Festival Peduli Sampah Nasional 2023
- HUT BSIP, Plt. Wali Kota Bekasi Gelorakan Semangat Menjaga Lingkungan Sehat
- Program Ketahanan Pangan Mengorbankan Lingkungan dan Petani
- Ridwan Kamil Akan Bangun Jalur Khusus Truk Tambang Akhir Tahun Ini
- Kendalikan Pencemaran Udara, DKI Gandeng Tangsel dan Bekasi untuk Uji Emisi
- Mikroplastik di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Alami Peningkatan Semasa Pandemi
- Waspada, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Sebabkan Risiko Kesehatan yang Cukup Mengkhawatirkan
- PP Pelindungan ABK Diterbitkan, ABK Penggugat Presiden: “Perjuangan Belum Berakhir!”
- Greenpeace Kritik Pemerintah Bungkam soal Kualitas Udara DKI Terburuk
- Keindahan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
- Warga Keluhkan Ada Polusi Udara, Kepala KSOP Marunda: Udara Tercemar Bukan dari Pelabuhan
0 Comments