Senin, 29/07/2019 15:57 WIB
Harga Cabai Tembus Rp100.000, Pedagang Turunkan Omzet Jualan
BEKASI, DAKTA.COM - Harga cabai di Pasar Baru Bekasi tembus Rp100.000 per kilogramnya, sehingga sejumlah pedagang terpaksa menurunkan jumlah pasokan jualannya karena takut merugi.
Aji, salah seorang pedagang menuturkan saat ini harga jual cabai terus merangkak naik hingga menembus dikisaran Rp100.000 ribu per kilogramnya.
Akibatnya, ia pun harus menurunkan jumlah jualan cabainya kepada para pelanggan setianya saat ini.
"Sudah tembus dikisaran Rp100.000 ribu per kilogramnya," ujar Aji, Senin (29/7).
Aji mengatakan, sebelumnya untuk harga jual rawit merah dari harga jual sebelumnya hanya dikisaran Rp60.000 ribu, saat ini dijual seharga Rp100.000 ribu per kilogramnya.
Sedangkan untuk harga jual rawit hijau dari kisaran harga Rp30.000 ribu per kilogramnya, saat ini dijual seharga Rp60.000 ribu per kilogramnya.
"Kenaikannya bervariasi mulai dari Rp30.000 ribu sampai Rp40.000 ribu per kilogramnya," ujarnya.
Ia mengaku, kenaikan harga cabai yang terbilang cukup tinggi tersebut sempat dikeluhkan oleh para pelanggan setianya. Selain kenaikan yang tinggi, kenaikan tersebut juga karena berbarengan dengan masuknya anak sekolah pada tahun ajaran baru kali ini.
"Sejumlah pelanggan saya sempat mengeluhkan kenaikan harganya, belum lagi kenaikannya dibarengi dengan tahun ajaran baru sekolah," imbuhnya.
Karena itu, dirinya mengaku harus mengurangi jumlah cabai yang dijualnya yang biasanya 10 kilogram per hari menjadi dibawah 10 kilogram.
"Jelas ada pengurangan untuk penjualan cabainya," ucapnya.
Ia berharap kedepannya harga cabai bisa kembali stabil sehingga pelanggan bisa kembali datang dan membeli dagangannya secara normal.
"Mudah-mudahan harga bisa kembali normal dan tidak membebani pedagang maupun pembeli," ungkapnya.
Sementara itu, Haryati, salah seorang warga di Kampung Pedurenan, RT 03, RW 06, Kelurahan Durenjaya, Bekasi Timur, mengaku cukup prihatin dengan tingginya harga cabai di Kota Bekasi.
Dirinya sampai harus menanam cabai sendiri di lingkungan rumahnya sebagai salah satu cara menyiasati mahalnya harga cabai di pasaran.
"Saya sampai menanam cabai sendiri di pekarangan rumah karena harga cabainya mahal di pasar," pungkasnya. **
Reporter | : | Warso Sunaryo |
Editor | : |
- Investasi Kabupaten Bekasi Meningkat, Penjualan Properti Residensial dan Ruko LPCK Bertumbuh
- Tidak Impor Pangan Tahun 2025, Mungkinkah?
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
- BPR Syariah HIK Parahyangan Raih Penghargaan Infobank Sharia Award 2024
- RUPSLB PT Lippo Cikarang Tbk Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham untuk Pengembangan Bisnis
- CIMB Niaga Suryacipta Dipimpin Banker Muda Inspiratif Krisfian A. Hutomo
- Kurniasih Dukung Upaya Kemenaker Agar Tidak Ada PHK di Sritex
- Anggota IKAPEKSI INDONESIA Desak Penyelesaian Konflik dan Langkah Hukum terhadap Pelanggar
- LPCK Berkomitmen Menciptakan Lingkungan Asri dan Harmonis
- LPCK Terus Berinovasi Sambut Pertumbuhan Pasar Properti
- IKAPEKSI Gelar Munaslub, Pranyoto Widodo Terpilih Sebagai Ketua DPP Periode 2024-2029
- POJK Merger BPR/S, Ini Kata Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah
- Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya Gelar Rakerda. Bahas Merger BPR/S
0 Comments