Internasional / Asia /
Follow daktacom Like Like
Senin, 13/07/2015 08:56 WIB

Thailand Tolak Pulangkan Muslim Uighur ke Cina

Demonstrasi di depan keduataan Thailan Turki   Copy
Demonstrasi di depan keduataan Thailan Turki Copy

BANGKOK_DAKTACOM:  Pemerintah Thailand  menolak permintaan Beijing untuk memulangkan tak kurang dari 100 muslim Uighur ke Cina. Penolakan itu dimasud hanya untuk meredam kecaman internasional. Saat ini sebagaimana dilansir Reuters, semua migran Uigur masih berada di kamp-kamp penahanan.

Pemulangan imigran Uighur itu telah menuai kecaman internasional, dan memicu protes besar-besaran di Turki, yang merupakan negara asal dari sebagian Muslim Uigur. Beberapa warga Turki memiliki ikatan emosional yang kuat secara budaya dan agama dengan Uighur terutama Muslim, yang berbicara bahasa Turki.

Cina menuding “beberapa pemerintah asing dan pasukan” mencoba untuk mengeksploitasi isu Uighur untuk tujuan mereka sendiri dan mengatakan bahwa hal itu merupakan “kerja sama yang normal” dengan Thailand untuk mengekang imigrasi ilegal.

Kolonel Weerachon Sukhondhapatipak, juru bicara wakil pemerintah Thailand mengatakan bahwa sejalan dengan “perjanjian internasional dan hukum internasional“, pihaknya harus memverifikasi kewarganegaraan dari semua migran Uighur sebelum memutuskan nasib mereka.

“Ini tidak seperti bahwa Cina secara tiba-tiba meminta Uighur dan kami memulangkan mereka begitu saja. Cina meminta semua Muslim Uighur yang ada di Thailand untuk dipulangkan tetapi kami berkata bahwa kami tidak bisa melakukan itu,” katanya kepada wartawan.

Menurut Weerachon, Thailand telah mengidentifikasi lebih dari 170 warga Uighur sebagai warga negara Turki dan mengirim mereka ke Turki selama bulan lalu, sementara hampir 100 Uighur dikirim kembali ke China. Lima puluh orang lainnya masih perlu diverifikasi kewarganegaraan mereka.

Komisaris Tinggi untuk Pengungsi PBB (UNHCR) sangat mendesak Cina untuk memastikan warga Uighur mendapatkan perlakuan yang tepat.

Pada Jum’at (10/7) Human Rights Watch yang berbasis di New York mengatakan bahwa Uighur menghadapi penganiayaan di Cina.

Ratusan atau kemungkinan ribuan Muslim Uighur melarikan diri dari wilayah Xinjiang di Cina karena mengalami penindasan. Etnis Uighur kemudian melakukan perjalanan secara sembunyi-sembunyi melalui Asia Tenggara menuju Turki.

Perlakuan Cina terhadap etnis Uighur yang memiliki hubungan darah dengan Turki menjadi isu sensitif, terutama di negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan. Hubungan bilateral antara Turki dan Cina menjadi memburuk, utamanya menjelang kunjungan Erdogan ke Beijing bulan ini.

Erdogan berencana membahas masalah warga Uighur ketika dia bertemu dengan pejabat China di Beijing.

 

Editor :
Sumber : Islampos.com
- Dilihat 3063 Kali
Berita Terkait

0 Comments