Opini /
Follow daktacom Like Like
Senin, 01/07/2019 08:20 WIB

My Little Pony: Anak Kita Sasaran Kampanye LGBT Berikutnya

Karakter di film My Little Pony
Karakter di film My Little Pony
DAKTA.COM - Oleh : Ayin Harlis (Narasumber Kajian Muslimah MQ Lovers Bekasi)
 
My Little Pony, serial kartun yang digemari anak-anak Indonesia itu memperkenalkan pasangan lesbian di salah satu episodenya. Karakter Aunt Holiday dan Aunty Lofty diperkenalkan sebagai pasangan dalam episode berjudul The Last Crusade. Episode ini telah ditayangkan di Eropa dan akan disiarkan di Amerika Serikat. (hot.detik.com, 15/06/2019) 
 
Serial My Little Pony menjadi animasi yang sukses dan digemari di dunia. Berkat kesuksesannya meraih target pasar yang tingi, saham Hasbro sebagai produsennya naik 4,2% yang merupakan level tertinggi dalam sejarahnya. My Little Pony pun menjadi serial animasi terfavorit di Indonesia. Hingga saat ini telah diproduksi picture book My Little Pony yang diterbitkan oleh penerbit lokal Indonesia, Muffin Graphics (bukubiruku.com, 26/09/2018).
 
My Little Pony adalah kartun yang menampilkan cerita tentang persahabatan empat jenis kuda poni yaitu kuda poni pegasus, bumi, unicorn, dan alicorn. Produser dan penulis Michael Vogel berharap tayangan My Little Pony dapat mengajarkan menerima perbedaan dalam hal keluarga dan cinta. 
 
Lebih jauh, perbedaan yang ingin diperkenalkan kepada penikmatnya adalah pilihan menjadi LGBT.  “Jadi itu terasa seperti sesuatu yang penting untuk dilakukan," kata Vogel kepada People. 
 
Michael Vogel mengatakan dirinya dan Co-producer Nicole Dubuc berpikir ini adalah kesempatan besar untuk secara organik memperkenalkan pasangan LGBTQ dalam seri My Little Pony (republika.co.id, 14/06/2019).
 
My Little Pony: Friendship Is Magic atau MLP: FIM merupakan sebuah serial animasi keluarga Amerika Serikat (AS). MLP: FIM diproduksi oleh Hasbro Studios untuk skrip cerita dan di studio DHX Media yang terletak di Vancouver, Canada. 
 
Amerika Serikat dan Canada sendiri merupakan negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Meski bukan negara yang pertama melegalkan, tetapi sejak LGBT dibebaskan di Amerika Serikat, aktivis-aktivisnya di seantero dunia seolah mendapat angin segar.
 
Pengenalan LGBT pada tayangan anak adalah bagian dari agenda besar kampanye kehidupan sekuler liberal. Ini bukan pertama kali serial kartun memperlihatkan pasangan sesama jenis. Karakter LGBT semakin marak diperkenalkan di tayangan anak-anak. Ada yang menampilkan dengan jelas, ada juga yang hanya terselip di beberapa framenya. 
 
Cartoon Network mempromosikan Juni sebagai bulan kebanggaan LGBT dengan menggunakan karakter Powerpuff Girl dengan slogan "berdiri dengan bangga." 
 
Pada Mei, serial animasi 'Arthur' juga menampilkan pernikahan gay karakter guru Mr. Ratburn. Beberapa film kartun lain yang pernah menampilkan pasangan sesama jenis di antaranya Beauty and The Beast (2017), Finding Dory, dan Doc McStuffin.
 
Orang tua patut waspada, karena pengenalan pasangan sejenis dalam serial animasi anak ini tentu tak sejalan dengan misi mendidik anak agar berkepribadian Islami.
 
Orang tua memiliki kewajiban untuk mengarahkan anak agar taat kepada aturan Allah, dan menjauhi larangan-Nya. Pengenalan pasangan sejenis dan kampanye untuk menerimanya berarti mengajak anak memaklumi kemaksiatan bahkan menerima perbuatan yang dilarang Allah sebagai perbedaan yang wajib ditoleransi.
 
Pundra Rengga Andhita, Pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta memaparkan bahwa anak merupakan audiens pasif yang mudah menerima pesan dalam film. 
 
Anak-anak belum memiliki kesadaran intelektualitas, sosial, dan spiritualitas yang memadai, sehingga belum bisa melakukan filter terhadap pesan yang diterima. Kekuatan cerita dan unsur sinematik ditambah intensitas menonton menciptakan dependensi anak terhadap film. 
 
Efek jangka panjangnya memengaruhi pembentukan sikap dan perilaku mereka pada masa mendatang, meniru seperti apa yang ada di dalam film.
 
Sebenarnya orang tua Muslim telah memiliki pilihan tayangan anak-anak Islami. Di antaranya adalah serial animasi Nussa & Rarra, Omar & Hana, Ali & Huda, dan lain-lain. 
 
Tayangan-tayangan ini memperkenalkan tuntunan hidup Islam secara sederhana dan mudah dicerna oleh anak-anak. Bahkan diselingi lagu dengan lirik yang atraktif. Tentu yang paling utama adalah tayangan ini jauh dari nilai-nilai yang tidak Islami sehingga aman untuk ditonton anak-anak.
 
Kreativitas umat Islam memproduksi tayangan anak Islami ini patut diapresiasi. Namun upaya melindungi anak dari kampanye kemaksiatan tak cukup dengan menghadirkan tayangan pengganti.
 
Dibutuhkan peran negara untuk menyaring tontonan yang beredar di tengah masyarakat agar hanya berisi ketaatan kepada Allah, serta hal-hal yang positif. Tak hanya menutup pintu pada tayangan berbahaya namun negara dibutuhkan untuk menyuburkan adanya sarana-sarana yang menunjang pendidikan anak agar berkepribadian Islami.
 
Tentu saja yang bisa mengambil kebijakan seperti ini bukan negara sekuler yang memberi ruang sebesar-besarnya pada kebebasan. Negara yang mampu menyediakan tontonan ramah anak hanyalah negara yang bervisi maju demi kecemerlangan generasi mendatang sekaligus dalam rangka pertanggungjawaban di hadapan Sang Pencipta. **
 
 
Editor :
Sumber : Ayin Harlis
- Dilihat 11070 Kali
Berita Terkait

0 Comments