Nasional /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 28/03/2019 13:47 WIB

Bamsoet: Hoaks dan Ujaran Kebencian Teror Demokrasi Indonesia

Bamsoet saat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang membahas melawan hoaks saat Pemilu
Bamsoet saat menjadi pembicara dalam sebuah acara yang membahas melawan hoaks saat Pemilu
JAKARTA, DAKTA.COM - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo menyerukan setiap pihak agar mengantisipasi dan memberantas berita hoaks dan ujaran kebencian (hate speech). Dikhawatirkan semakin dekatnya pelaksanaan pemilu yang hanya tinggal 20 hari lagi, akan membuat penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian di berbagai platform media sosial akan semakin massif dan agresif.
 
"Berita bohong dan ujaran kebencian adalah teror bagi demokrasi. Agar bisa keluar dari serangan berita bohong dan ujaran kebencian, bangsa Indonesia harus meningkatkan literasi digital. Jangan mudah mempercayai sebuah informasi yang diterima, apalagi yang dibumbui dengan kata-kata bombastis yang disajikan tanpa fakta dan data," ujar Bamsoet saat menjadi pembicara utama atau keynote speaker 'Melawan Hoax untuk Menciptakan Suasana Pemilu 2019 yang Aman, Damai dan Sejuk di Media Sosial', di Jakarta pada Kamis (28/3).
 
Bamsoet menjelaskan, berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2017 saja, penggunaan internet di Indonesia sudah mencapai 50 persen dari jumlah penduduk di Indonesia, atau tepatnya berjumlah 143,26 juta jiwa. 
 
"Besarnya penetrasi internet terhadap rakyat Indonesia, ternyata malah disalahgunakan oleh orang-orang yang ingin meraih kekuasaan dengan cara-cara yang merusak. Menyebarkan hoaks sama saja dengan menyulut api kebencian dan membuka jurang perpecahan bangsa. Tindakan seperti ini harus kita lawan bersama," tegas Bamsoet.
 
Bamsoet menerangkan, di bidang sosial politik, penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian sering kali digunakan sebagai black campaign untuk menyerang kandidat peserta Pemilu. Dari 10 hoaks yang beredar, tujuh diantaranya terkait dengan Pemilu 2019.
 
"Kita masih ingat bagaimana hebohnya hoaks tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos, pendatang Cina diberi arahan KPU untuk mencoblos di TPS, jika menang Jokowi akan ganti KH Ma'ruf Amin dengan Ahok, larangan adzan dan pemakaian jilbab, serta berbagai kehebohan hoaks lainnya. Informasi sesat seperti ini hanya bisa dibuat oleh orang-orang yang tidak punya nurani," tutupnya. 
 
Dalam acara ini juga turut hadir menjadi pembicara yakni Menkominfo Rudiantara, Komisioner KPU Wahyu Setiawan, Kadiv Humas Polri Irjen Pol M. Iqbal, Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Mahfud MD, dan Pakar Ilmu Komunikasi Effendi Ghazali. **
Reporter :
Editor :
- Dilihat 5362 Kali
Berita Terkait

0 Comments