Nasional / Kesehatan /
Follow daktacom Like Like
Senin, 18/03/2019 13:57 WIB

HUT PPNI ke-45, Keluarga dan Masyarakat Sehat Bersama Perawat

HUT PPNI ke 45
HUT PPNI ke 45
JAKARTA, DAKTA.COM - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) merupakan organisasi profesi perawat, wadah yang menghimpun perawat secara nasional. Organisasi berbadan hukum yang kini tepat pada 17 Maret 2019 berusia 45 tahun tersebut, semakin konsisten pada tujuannya meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, martabat, dan etika profesi perawat, mempersatukan, dan memberdayakannya dalam rangka menunjang pembangunan kesehatan nasional. 
 
Ulang tahun kali ini bertepatan dengan tahun politik, dimana agenda politik nasional hingga 14 April kedepan adalah tahapan kampanye calon angota DPR, DPD, dan DPRD serta pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, yang suhu politiknya semakin menghangat. Untuk tidak menambah situasi menjadi “demam”, maka perayaan HUT PPNI kali ini dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, sebagai bagian dari turut menjaga situasi agar tetap kondusif. 
 
Anggota PPNI yang secara nasional berjumlah 926.000 (berdasarkan laporan Munas, 2015), melaksanakan perayaan peringatan HUT ke-45 di provinsi dan kabupaten/kota masing-masing dengan beragam rangkaian yang telah dimulai sejak 3 bulan yang lalu.
 
Kegitan mencakup seminar dan pengabdian masyarakat seperti pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan, olahraga, goes sepeda bareng bersama perawat Jawa Timur melintasi Suramadu, pelayanan posko kesehatan di tempat-tempat strategis, khitanan massal bersama tim kesehatan lain, donor darah, dan lain-lain dengan melibatkan masyarakat sebagai bagian dari memberikan contoh perilaku hidup sehat dan membudayakan gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS).
 
Dalam momentum debat Cawapres ke-3 yang akan digelar pada 17 Maret 2019, PPNI menngingatkan beberapa hal terkait posisi perawat, antara lain perawat merupakan 60% dari tenaga kesehatan yang ada, bertugas 24 jam/hari, 7 har per minggu, tidak terbatas pada geografi, perawat memberikan asuhan keperawatan yang menjangkau seluruh siklus kehidupan klien, dimulai dari pranikah-konsepsi-kelahiran-hingga menjelang ajal, dan dalam rentang sakit maupun sehat.
 
80 persen kegiatan di fasyankes (rumah sakit maupun lainnya) adalah kegiatan keperawatan, dan bertanggungjawab pada length of stay. Kedekatan Perawat dengan masyarakat menjadi entri point bagi pemberdayaan masyarakan/klien dalam bidang kesehatan. 
 
Oleh karena itu, PPNI mengusulkan kepada pasangan calon 01 maupun 02 untuk memberikan perhatian serius, nyata, berperikemanusiaan, dan berkedalian bagi kesejahteraan Perawat diseluruh nusantara.
 
Dengan menjadikan program “satu desa satu perawat” sebagai bagian dari percepatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), serta memanfaatkan sumber-sumber pendanaan yang sah termasuk dana desa.
 
Kemusian menghapuskan praktik rekrutmen ketenagaan perawat dengan status tenaga kerja sukarela (TKS), dimanapun dan oleh siapapun (pemerintah maupun swasta).
 
Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh Perawat di fasyankes dan praktik mandiri hendaknya dimasukan ke dalam skema pelayanan JKN secara berkeadilan. Peraturan pelaksanaan Undang-undang RI No 38/2014 hendaknya secara serius ditangani dan diterbitkan.
 
Memberikan insentif yang wajar dan profesional kepada Perawat yang bertugas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan sehingga mereka dapat hidup layak untuk melakukan peran dan fungsinya secara profesional.
 
Perlu peraturan Presiden yang mewajibkan fasyankes milik pemerintah dan swasta memberikan kompensasi kepada Perawat sesuai dengan kelayakan sebagai profesi Perawat, dan pemerintah memberikan pengawasan terhadap upah perawat di sektor tersebut, sebagai hasil perhitungan dan perbandingan dengan profesi lain dan perawat di regional ASEAN, maka kelayakan upah perawat adalah 3 kali Upah Minimum Provinsi (UMP). Pihaknya mengusulkan tanggal 17 Maret untuk ditetapkan sebagai Hari Perawat Nasional melalui ketetapan/keputusan Presiden.
 
Rakyat tentu ingin agar kesehatannya dapat dipelihara, tetap sehat, dan tidak jatuh sakit, mencapai kesembuhan dengan lebih cepat, terhindar dari komplikasi dan kecacatan. Unutk dapat melakukan itu, maka perawat perlu diberdayakan dan dihargai secara profesional agar dapat melaksanakan peran profesinoalnya bagi kesehatan dan kesejahteraan bangsa dan perawat itu sendiri. Kepada siapapun yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 17 April nanti, kiramya aspirasi ini dapat ditindaklanjuti dan direalisasikan, bukan dijanjikan. 
 
Kepada semua Perawat dimanapun berada, penghargaan yang tinggi Kami sampaikan atas ketulusan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Teruslah berjuang bagi kehormatan profesi, kesejahteraan anggota, dan senantiasa menjaga keutuhan dan persatuan. Perjuangan harus dilakukan secara kolektif, multi level (disemua kepengurusan) dan multi chanel (dengan berbagai saluran yang ada). Secara khusus di era digital ini, Kami juga mengingatkan agar semua Perawat terus meningkatkan literasi dalam bermedia sosial, agar tidak terjebak pada sikap dan perilaku fitnah, ujaran kebencian, dan pencemaran nama baik orang lain maupun organisasi.
 
Dirgahayu PPNI yang ke-45 “Keluarga dan Masyarakat Sehat Bersama Perawat.”
Reporter :
Editor :
- Dilihat 2533 Kali
Berita Terkait

0 Comments