Jum'at, 15/03/2019 16:43 WIB
Baratlah Paling Bertanggung Jawab Atas Aksi Terorisme di Selandia Baru
DAKTA.COM - Oleh: Ketua Umum LPPDI Thoriquna, Budhi Setiawan
Kaum muslimin dikejutkan oleh sebuah peristiwa tragis di hari Jumat yang mulia. Penembakan di dua masjid di Selandia Baru terjadi saat menjelang sholat Jumat waktu setempat.
Pelaku dengan sengaja melakukan siaran live di akun media sosial menunjukkan bahwa dia melakukannya dengan penuh kesadaran. Bahkan terlihat bagaimana sejumlah senjata dia persiapkan untuk melakukan aksinya.
Sudah jelas ini adalah tindakan terorisme, selain membunuh di tempat ibadah yang memang sedang melakukan ritual ibadah, mereka juga memancarkan siaran langsung aksi brutalnya untuk memberikan pesan. Jelas ini adalah sikap dan tindakan terorisme. Tindakan yang sangat kental dengan aroma kebencian yang didasari oleh sikap Islamophobia.
Barat adalah pihak yang paling bertanggungjawab dalam hal ini dengan segala narasi fitnahnya kepada Islam dan ummat Islam. Hal ini kembali menjadi sebuah pertanda bahwa terorisme bukanlah berasal dari Islam.
Harus dibedakan mana sebuah sikap dan tindakan pembelaan diri dari penjajahan modern ala barat dengan terminologi teroris dan radikalnya terhadap negeri-negeri kaum muslimin.
Baratlah yang membangkitkan narasi kebencian dengan dalih humanisme dan hak asasi, namun hakikatnya penindasan terhadap kaum Muslimin. Terminologi ini harus dilawan agar dunia Islam tidak terus menerus disematkan pada Islam.
Kita turut berduka kepada para korban penembakan di Selandia Baru, semoga Allah mengampuni dosa mereka bahkan memberikan pahala syahid. Aamiin.
Kita juga harus mengecam dan berharap pihak pemerintah Selandia Baru dapat memproses hukum kepada pelakunya dengan tidak menyakiti hati ummat Islam yang marah terhadap kejadian ini.
Kepada kaum muslimin hendaknya ini jadi penegur kita bahwa orang-orang kafir itu hakikatnya menyimpan kebencian terhadap kita karena keimanan kita. Dan sebagaimana dalam QS Al-Baqarah (2): 104 kita juga harus bersiap dalam perang terminologi yang menhinakan syariat Islam yang mulia ini. **
Editor | : | |
Sumber | : | Budhi Setiawan |
- Kabupaten Bekasi Tentukan Pemimpinnya Sendiri, Sejarah Baru dan Terulangnya Pilkada 2012
- Budaya Silaturahmi dan Halal Bihalal
- Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Menurut Perspektif Pemikir Ekonomi Islam
- Jauh Dari Pemerintahan Bersih Dalam Sistem Demokrasi
- Persikasi Bekasi, Dulu Penghasil Talenta Sekarang Sulit Naik Kasta
- Quo Vadis UU Ciptaker
- Kaum Pendatang Mudik, Cikarang Sunyi Sepi
- Menanti Penjabat Bupati Yang Mampu Beresin Bekasi
- Empat Pilar Kebangsaan dan Tolak Tiga Periode
- DUDUNG ITU PRAJURIT ATAU POLITISI?
- Ridwan Kamil Berpeluang Besar Maju di Pilpres 2024, Wakil dari Jawa Barat
- QUO VADIS KOMPETENSI, PRODUKTIVITAS & DAYA SAING SDM INDONESIA
- Tahlilan Atas Kematian Massal Nurani Wakil Rakyat
- Nasehat Kematian Di Masa Pandemi Covid-19
- FPI, Negara dan Criminal Society
0 Comments