Jum'at, 08/03/2019 16:05 WIB
Pentingnya Mengembangkan 'Early Warning System' Sungai
BEKASI, DAKTA.COM - Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) menyarankan wilayah yang berpotensi dilanda banjir akibat luapan air sungai untuk mengembangkan 'Early Warning System' (EWS) atau sistem peringatan dini di hulu atau titik tertentu sungai.
"Dengan adanya sistem EWS, warga yang wilayahnya berpotensi banjir bisa mengetahui adanya ancaman banjir beberapa jam sebelum banjir akibat meluapnya air sungai tiba di wilayahnya. Mereka akan punya waktu beberapa jam untuk menyelamatkan diri dan harta bendanya," ujar Ketua KP2C, Puarman di Bekasi, Jumat (8/3).
Puarman mencontohkan apa yang dilakukan KP2C sejak komunitas ini didirikan pada Maret 2016.
"Kami memiliki titik pantau tinggi muka air (TMA) di sungai Cileungsi, Cikeas, Kali Bekasi (Pertemuan Cileungsi-Cikeas, P2C), dan Cibongas. Di empat titik pantau TMA itu kami bermitra dengan petugas pantau yang ada di sana," ujarnya.
Melalui mereka, lanjut Puarman, setiap hari sepanjang 365 hari petugas pantau rutin mengirimkan info tentang TMA ke Pengurus KP2C. Info ini kemudian langsung diteruskan ke lebih dari 6.300 members (anggota) melalui 9 grup WA (WhatsApp), Telegram, Twitter, FB, Instagram, dan media lainnya.
Selain melalui alat pantau yang dipasang khusus (peilschaal - alat ukur ketinggian air sungai), KP2C juga memiliki alat pantau lain, yakni CCTV.
Dengan pola EWS seperti itu, Puarman mengklaim warga yang terdampak banjir akan lebih tenang karena sudah mendapatkan informasi lebih awal ketika terjadi kenaikan TMA di hulu, hingga 6 jam sebelum daerahnya dilanda banjir.
"Kami juga beker jasama dengan petugas di Bendung Bekasi. Dengan informasi yang mereka terima dari kami, buka tutup pintu air bisa dilakukan lebih awal, sesuai SOP (standar operasi prosedur) mereka," ujar Puarman.
Kolaborasi itu membuahkan hasil. Potensi banjir di sedikitnya 24 perumahan di sepanjang aliran sungai Cileungsi-Cikeas sejak 2017 menurun. Jumlah perumahan yang dilanda banjir pun berkurang.
"Masyarakat tak lagi gelisah ketika hujan di hulu turun deras, karena mereka bisa mengikuti info TMA 'real time' ketika air sungai di hulu bisa berpotensi menjadi banjir," terangnya.
Terkait banjir yang melanda sebagian wilayah Indonesia belakangan ini, KP2C menyatakan ikut prihatin. "Kami siap membantu untuk berbagi sistem kerja kepada pihak-pihak yang ingin mengembangkan EWS ketinggian muka air sungai. Termasuk melakukan edukasi kepada warga terdampak," ujar Puarman.
Pantau dan Awasi
Bukan sebatas memantau dan menginfokan TMA sungai. KP2C juga ikut aktif melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kedua sungai tersebut dari ancaman pencemaran limbah industri dan domestik.
"Hasilnya memang belum optimal. Tapi kami akan terus berupaya melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga agar sungai tetap bersih," tutur Puarman. **
Reporter | : | |
Editor | : |
- Hari Karantina ke-147, Barantin Terus Tingkatkan Perlindungan Keanekaragaman Hayati
- Aksi Tanam Sejuta Pohon Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Bekasi
- Petualangan Menegangkan: Menaklukkan Track Terjal Menuju Curug
- Inovasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi; Pemanfaatan Ulang Sampah (Puasa) dengan Pembangunan Sorting Centre Dan Eco System Advance Recycling (So CESAR)
- Produsen Kemasan Daur Ulang FajarPaper Ikut Serta Dalam Festival Peduli Sampah Nasional 2023
- HUT BSIP, Plt. Wali Kota Bekasi Gelorakan Semangat Menjaga Lingkungan Sehat
- Program Ketahanan Pangan Mengorbankan Lingkungan dan Petani
- Ridwan Kamil Akan Bangun Jalur Khusus Truk Tambang Akhir Tahun Ini
- Kendalikan Pencemaran Udara, DKI Gandeng Tangsel dan Bekasi untuk Uji Emisi
- Mikroplastik di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Alami Peningkatan Semasa Pandemi
- Waspada, Cuaca Panas Ekstrem Bisa Sebabkan Risiko Kesehatan yang Cukup Mengkhawatirkan
- PP Pelindungan ABK Diterbitkan, ABK Penggugat Presiden: “Perjuangan Belum Berakhir!”
- Greenpeace Kritik Pemerintah Bungkam soal Kualitas Udara DKI Terburuk
- Keindahan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
- Warga Keluhkan Ada Polusi Udara, Kepala KSOP Marunda: Udara Tercemar Bukan dari Pelabuhan
0 Comments