Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Senin, 06/07/2015 15:20 WIB

Ormas Parsindo Minta Jokowi Berhenti Bebani Hutang Negara

HM Yusuf Rizal
HM Yusuf Rizal

JAKARTA_DAKTACOM:  Ormas kebangsaan rumah pergerakan rakyat PARSINDO (Perisai Swara Rakyat Indonesia) meminta Presiden Jokowi berhenti bebani negara dengan hutang yang kian menumpuk. Stop cara mengelola negara dengan mencari hutang yang dapat membahayakan bagi kelangsungan berbangsa serta membebani rakyat dengan hutang.

"Cara mengelola negara dengan berhutang sama saja menjerumuskan bangsa kedalam kubangan yang dapat menenggelamkan negara. Jika terus menerus dilakukan bangsa ini bisa bangkrut. Sekarang sudah lampu merah. Tidak bisa ditolelir lagi," tegas Ketua Umum Parsindo, HM. Jusuf Rizal kepada media di Jakarta usai buka puasa bersama keluarga besar Parsindo, kemarin.

Menurut mantan Direktur Blora Center, ralawan SBY 2004 itu, negara berhutang selama masih wajar itu biasa. Tetapi berhutang juga perlu memikirkan yang tidak nembebani rakyat dikemudian hari, termasuk tidak menggadaikan kedaulatan bangsa. Jangan sampai pinjaman itu memberi peluang negara dikuasai asing.

"Ormas Parsindo menolak keras dan meminta Jokowi segera hentikan cara mengelola negara dengan berhutang. Negara jangan sampai dijual dengan alasan investasi. Penguasaan investasi pada single country dapat membahayakan bangsa, kemerdekaan dan kedaulatan bangsa," tegas pria yang juga Presiden LIRA (Lumbung Informasi Rakyat).

Dikatakan Kabinet Jokowi sudah seperti dragula yang maniak menghisap investasi, seolah tidak melihat bagwa ketergantungan terhadap investasi asing yang tidak dibatasi akan menjadi masalah besar bagi bangsa dikemudian hari. Sebaiknya Jokowi tidak hanya memberi peluang investasi kepada China saja, tapi juga banyak negara untuk menghindari penguasaan secara tunggal.

Saat ini Jokowi selama delapan bulan pimpin Indonesia sudah membubuhkan utang hampir Rp. 850 Trilyun yang terdiri dari Pinjaman Cina Rp. 650 Trilyun, Bank Dunia Rp. 143 Trilyun dan Islamic Development Bank (IDB) sebesar Rp. 66 Trilyun. Ini diluar SBN yang konon mencapai Rp. 452,8 trilyun.

"Jika ini benar, maka pemerintahan Jokowi perlu memberi penjelasan kepada rakyat karena yang nanggung nanti rakyat Indonesia. Hutang ini sangat fantastik sebab saat HM. Soeharto selama 30 tahun (1967-1997) pimpin Orde Baru saja hanya membubuhkan hutang Rp. 91 trilyun dengan pembangunan dirasakan rakyat," tegas Jusuf Rizal yang mengusung Tommy Soeharto Capres 2019

Editor :
Sumber : Parsindo
- Dilihat 2527 Kali
Berita Terkait

0 Comments