Nasional /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 01/03/2019 10:55 WIB

Pengetahuan Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Bencana Masih Minim

Bangunan dan rumah warga rusak parah akibat diterjang tsunami Selat Sunada
Bangunan dan rumah warga rusak parah akibat diterjang tsunami Selat Sunada
JAKARTA, DAKTA.COM - Deputi Bidang Pencegahan dan Kesigapan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Bernardus Wisnu Widjaja menyebut pengetahuan masyarakat Indonesia tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana masih minim.
 
Minimnya kesiapsiagaan masyarakat itu diketahui setelah dirinya melakukan penelitian di daerah rawan gempa bumi, Kepulauan Mentawai pada 2014 silam.
 
"Tidak mempunyai kesiapan pada saat saya teliti," kata Wisnu dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Kamis, 28 Februari 2019.
 
Sama halnya dengan BNPB, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan perlu adanya pendidikan dini kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Terutama, kepada warga yang tinggal di daerah pesisir.
 
Misalnya, kata dia, warga di pesisir perlu mengetahui aturan tentang mendirikan bangunan atau tempat tinggal di pinggir pantai.
 
"Untuk menangani bencana semua ada aturannya. Sudah jelaskan bahwa ada bangunan di bibir pantai paling enggak umpamanya harus 100 meter. Kalau ini ditaati, bencana Banten kemarin tidak bakal ada korban," kata Rahmat.
 
Selain di daerah pesisir, kesiapsiagaan terhadap bencana juga perlu diketahui oleh warga yang tinggal di perkotaan, misalnya Jakarta. Perencana Ahli Utama Kedeputian Pengembangan Regional Bappenas Suprayoga Hadi lebih menyoroti soal tata ruang di Jakarta. Dia menitikberatkan terhadap upaya antisipasi.
 
"Apakah Jakarta aman terhadap tsunami? Itu semua sangat mungkin untuk direncanakan. Contohnya rencana tata ruang. Pantai Ancol ini sesuai tata ruang DKI enggak?," kata Suprayoga.
 
Namun, Suprayoga menjawab bahwa Jakarta masih relatif lebih aman dari gempa dari daerah-daerah lainnya.
 
"Masih relatif lebih aman dibandingkan daerah lainnya di Pantai Selatan dan Barat Jawa," terangnya.
 
Perbaikan telah dilakukan dengan menggunakan alat berat. Namun masih terkendala oleh kontur tanah pegunungan yang labil pasca gempa bumi melanda wilayah tersebut 5 bulan lalu.
Editor :
Sumber : Liptan6.com
- Dilihat 716 Kali
Berita Terkait

0 Comments