Nasional / Sosial /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 26/12/2018 12:09 WIB

Ketua FPI: Kita Membantu Tanpa Perlu Publikasi

Anggota FPI turut membantu proses evakuasi korban tsunami di Banten
Anggota FPI turut membantu proses evakuasi korban tsunami di Banten
JAKARTA, DAKTA.COM -  Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Front Pembela Islam (FPI), KH. Sobri Lubis mengungkapkan bahwa ormas Islam FPI selalu tanggap dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan ataupun ditimpa bencana.
 
Misalnya, kegiatan sosial FPI di wilayah terdampak tsunami Selat Sunda Banten, Pandeglang, Lampung, dan sekitarnya, mereka bekerja tanpa pamrih dengan tanggap meskipun tidak diliput media.
 
"Mereka wajib ketika sudah menjadi organisasi membantu yang sifatnya sosial. Ketika ada bencana emergency, secara spontan langsung membantu. Kita enggak perlu publikasi media," terangnya ketika dihubungi Radio Dakta, Selasa (25/12).
 
FPI saat ini masih terus berupaya mengevakuasi jenazah dan juga menyalurkan logistik. KH Sobri mengaku, bahkan para laskar harus berjalan kaki untuk menembus daerah yang terputus seperti di Ujung Kulon demi menyalurkan bantuan logistik.
 
"Suatu keistimewaan karena Banten merupakan basis FPI, sehingga ketika bencana datang mereka langsung diterjunkan. Sedangkan FPI di luar Banten men-suport logistik ataupun menyiapkan relawan," ucapnya.
 
Ketua DPP FPI, KH Sobri Lubis
 
Ia menyampaikan, Habib Rizieq Shihab sebagai pimpinan FPI sejak awal telah menginstruksikan kepada seluruh laskar untuk segera membantu korban terdampak tsunami dengan membuka posko-posko dan menggalang dana.
 
"Sejak awal Habib Rizieq memantau dan mengintruksikan dari Arab Saudi untuk segera memberikan pertolongan pertama kepada korban tsunami Banten dan Lampung," katanya.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa setiap bencana itu merupakan takdir dari Allah SWT yang perlu umat Muslim renungkan.
 
"Setiap bencana yang datang harus kita pahami bahwa itu merupakan suatu teguran bagi orang-orang beriman, ujian bagi orang bertaqwa, dan azab bagi orang pendosa," jelasnya.
 
Ia menuturkan, bencana yang datang seperti di Aceh, Lombok, Palu, dan kini Banten pasti dipicu karena perbuatan maksiat manusia yang membuat murka Allah.
 
"Warga di sana lebih tahu. Misalnya di Palu, ada agenda pemusyrikan. Aceh ada kezoliman yang tidak bisa dihentikan. Begitu juga di Banten, ada LGBT dan kegiatan maksiat apalagi menjelang pergantian tahun," ungkapnya.
 
Menurutnya, kejadian seperti ini harus menjadi introspeksi diri bagi siapapun, sudah sepatutnya sebagai hamba kembali ke yang maha pemilik bumi Allah SWT.
 
"Sabda nabi bahwa di Akhir zaman akan ada bencana yang sifatnya menghabiskan kita. Maka saya mengajak kita semua untuk meninggalkan praktek kemaksiatan, jangan sampai waktu kita dihabiskan untuk berbuat maksiat," pungkasnya. **
Editor :
Sumber : Radio Dakta
- Dilihat 5007 Kali
Berita Terkait

0 Comments