Setidaknya 400 Ulama Ikuti Dirosah Islam Tentang Khalifah di Islamic Center Bekasi
BEKASI_DAKTACOM: Ruangan Muzdalifah Islamic Center Bekasi, pada Ahad (15/3/15) berbeda dari hari-hari biasanya. Ruangan itu penuh sesak dengan 400 para alamin, ulama asatidz yang datang dari berbagai pesanteren, lembaga dakwah, dan pengurus DKM. Mereka hadir untuk memenuhi undangan Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI) Derah Bekasi dalam acara khusus dirosah Islam yang membahas tentang hukum menegakkan khalifah menurut ahlu sunnah. Dirosah Islam itu dimoderatori Abu Abbas.
Acara yang digagas HTI Bekasi, berkerjasama dengan Pondok Pesanteren At Taqwa Ujung Harapan, Kabupaten Bekasi dan Islamic Center itu dimulai pukul 08.30 Wib, dan baru berakhir pukul 11.45, jelang shalat Zuhur, setelah melakukan diskusi yang serius tentang padangan-pandangan para ulama ahlu sunnah mengenai hukum penegakan khilafah.
Panitia menghadirkan dua Kiyai sebagai nara sumber yaitu KH. Syamsudin Ramadhan An Nawy dan KH. Abu Hanifa. Kedua ulama itu membongkar pemikiran-pemikiran para ‘ulama ahlu sunnah tentang wajibnya menegakkan khilafah. Diantaranya pemikiran Imam Syaukani tentang pemimpin (Imam) yang telah ia tulis dalam bukunya Nail al Authar, Syakhul Islam Imam Ibnu Taimiyah dalam kitab al Siyaasatu al-Syar’yyah, serta pemikiran empat mazhab Hambi, Maliki, Hanafi dan Syafi’i.
Seluruh ulama dari kalangan empat mazhab sepakat (ittifaq) bahwa hukum mengangkat seorang khalifah setelah berakhirnya zaman kenabian adalah wajib. Tak ada perbedaan pendapat di tengah-tengah mereka mengenai wajibnya kaum muslimin mengangkat seorang Khalifah.
Pada sesi diskusi, sempat mengemuka mengenai kondisi umat Islam di belahan dunia serta munculnya fenomena Islam State Irak Syam (ISIS). Namun ke dua nara sumber tak mau memberikan pendapat tentang ISIS. Abu Hanaifah berasalan ia tak pernah berkunjung ke daerah yaang dikuasai ISIS.
Sehingga ia tak tahu persis apa yang sebenarnya dilakukan oleh ISIS. “Saya tak bisa memberikan pejelasan karena takut salah memberikan penjelasan.” Kata Abu Hanifa. Ia juga tak mau mendukung pandangan-pandangan yang mengemuka akhir-akhir ini tentang ISIS, karena sumber beritanya muncul dari media-media barat yang selama ini sangat membenci Islam.
“Informasi dari koran, majalah, TV dan media online, tak bisa kita jadikan sebagai rujukan soal ISIS. Oleh karena itu lebih baik tak membahas soal ISIS, kata KH. Abu Hanifah menjawab pertanyaan seputar ISIS.***
Editor : Imran Nasution
Editor | : |
- Puasa Meningkatkan Iman dan Imun
- Bergerak Bersama dalam Pergerakan Membela Palestina
- Apa yang Dilakukan Makmum Ketika Imam Lupa Saat Shalat?
- Mengucap Salam, Amalan Mulia yang Kian Memudar
- Peliharalah Uban Sebagai Cahaya di Hari Kiamat
- Dahsyatnya Mengucap Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
- Jadilah Hamba Allah yang Bersaudara
- Pahala Membaca Surah Al Ikhlas
- Lamakanlah Ketika Rukuk dan Sujud
- Telat Shalat Subuh Karena Ketiduran, Harus Bagaimana?
- Doa Agar Dijamin Aman Keluar Rumah
- 5 Amalan Berbakti kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
- Doa Terbaik di Hari Arafah dan Keutamaannya
- Keistimewaan dan Keutamaan Puasa Arafah
- Pahala Shalat Istikharah
0 Comments