Kajian Keislaman /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 17/03/2015 14:30 WIB

Setidaknya 400 Ulama Ikuti Dirosah Islam Tentang Khalifah di Islamic Center Bekasi

BEKASI_DAKTACOM:  Ruangan Muzdalifah Islamic Center Bekasi,  pada Ahad (15/3/15) berbeda dari hari-hari biasanya.  Ruangan itu penuh sesak  dengan  400 para alamin, ulama asatidz yang datang dari berbagai  pesanteren, lembaga dakwah,  dan pengurus DKM.  Mereka hadir untuk memenuhi undangan Hizbut Tahrir  Indonesia  ( HTI) Derah Bekasi  dalam acara  khusus dirosah Islam  yang membahas tentang hukum menegakkan khalifah menurut  ahlu sunnah. Dirosah Islam itu dimoderatori Abu Abbas.

Acara yang digagas HTI Bekasi, berkerjasama dengan Pondok Pesanteren At Taqwa Ujung Harapan, Kabupaten Bekasi dan Islamic Center itu dimulai pukul 08.30 Wib, dan baru berakhir pukul 11.45, jelang shalat Zuhur, setelah melakukan diskusi yang serius tentang  padangan-pandangan  para ulama ahlu sunnah mengenai hukum penegakan khilafah.

Panitia menghadirkan dua Kiyai sebagai nara sumber yaitu KH. Syamsudin Ramadhan An Nawy dan KH. Abu Hanifa. Kedua ulama itu membongkar pemikiran-pemikiran para ‘ulama ahlu sunnah tentang wajibnya menegakkan khilafah.  Diantaranya pemikiran Imam Syaukani tentang pemimpin (Imam) yang telah ia tulis dalam bukunya Nail al Authar,  Syakhul Islam Imam Ibnu Taimiyah dalam kitab al Siyaasatu al-Syar’yyah, serta pemikiran empat mazhab  Hambi, Maliki, Hanafi dan Syafi’i.

Seluruh ulama dari kalangan empat mazhab sepakat (ittifaq) bahwa hukum mengangkat seorang khalifah setelah berakhirnya zaman kenabian adalah wajib. Tak ada perbedaan pendapat di tengah-tengah mereka mengenai wajibnya kaum muslimin mengangkat seorang Khalifah.

Pada sesi diskusi, sempat mengemuka mengenai kondisi umat Islam di belahan dunia serta munculnya fenomena Islam State Irak Syam (ISIS). Namun ke dua nara sumber tak mau memberikan pendapat tentang ISIS. Abu Hanaifah berasalan ia tak pernah berkunjung ke  daerah yaang dikuasai ISIS.

Sehingga ia tak tahu persis apa yang sebenarnya dilakukan oleh ISIS.  “Saya tak bisa memberikan pejelasan karena takut salah memberikan penjelasan.” Kata Abu Hanifa.  Ia juga tak mau mendukung pandangan-pandangan yang mengemuka akhir-akhir ini  tentang ISIS, karena sumber beritanya muncul dari media-media barat yang selama ini sangat membenci Islam.

“Informasi dari koran, majalah, TV dan media online, tak bisa kita jadikan sebagai rujukan soal ISIS. Oleh karena itu lebih baik tak membahas soal ISIS, kata KH. Abu Hanifah menjawab pertanyaan seputar ISIS.***

Editor   : Imran Nasution

Editor :
- Dilihat 2267 Kali
Berita Terkait

0 Comments