BEKASI, DAKTA.COM - Jaringan Indonesia Positif (JIP) menyelenggarakan Media Gathering, guna memperkuat jejaring untuk meminimalisir stigma dan diskriminasi dalam isu HIV, serta memaksimalkan peran dan keterlibatan mitra media dalam menyebarkan informasi tentang pencegahan, penanggulangan, dan pengobatan HIV.

Acara yang digelar pada Sabtu (17/11) di Rumah Makan Marga Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, dihadiri berbagai elemen komunitas penggerak penanggulangan HIV AIDS yang ada di wilayah Bekasi. Diskusi membahas pentingnya sosialisasi pendampingan bagi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).

Ketua Yayasan Rumah Sebaya, Darmawan, mengatakan dalam sambutanya, bahwa saat ini masih ditemukan diskriminasi terhadap ODHA, sehingga sangat mengganggu penderita dalam melakukan rutinitas pengobatan.

"Saya pribadi dan atas nama komunitas sangat berharap agar media massa dapat membantu mensosialisasikan pendampingan ODHA oleh masyarakat. Memang saat ini masih ada diskriminasi bagi para penderita. Tugas kita semua menyakinkan dan memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa virus ini tidak akan mudah menular, kecuali dari jarum suntik, hubungan seks tidak aman, dan kemungkinan keturunan," ungkap Darmawan.

Sementara, Komisi Penanggulangan HIV AIDS Kota Bekasi, Bidang Pengelolaan Program, Dinda Putty Melati, mengakui bahwa penanggulangan HIV AIDS yang ditangani oleh Komisi Penanggulangan HIV AIDS, sudah memiliki dasar hukum, baik berupa Perda Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2009, dan Perwal 72 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS.

"Sebenarnya virus HIV merupakan penyakit yang sopan, kecuali menular melalui jarum suntik, anak tertular Ibunya atau hubungan seks tidak pakai pengaman (kondom) dapat tertular Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) ," ujar Dinda.

Dalam acara ini juga disebutkan bahwa masih banyak persoalan yang belum clear di masyarakat terkait ODHA, namun para komunitas penggiat HIV AIDS terus melakukan berbagai upaya, untuk memberikan pendampingan bagi ODHA dan sosialisasi pencegahan HIV AIDS. [WS]