Rabu, 05/09/2018 08:54 WIB
Pemerintah Diingatkan Pantau Rantai Pasok Bahan Pangan
JAKARTA, DAKTA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Agustus lalu terjadi deflasi 0,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya atau month-to-month (mtm). Sementara secara tahunan atau year-on-year (yoy) inflasi 3,20 persen. Dengan begitu secara tahun kalender berjalan (ytd) atau selama Januari-Agustus 2018, inflasi tercatat sebesar 2,31 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengingatkan agar pemerintah waspada memantau rantai pasokan bahan pangan. Pasalnya, kendati Agustus mengalami deflasi, tetapi secara tahunan tetap inflasi. Terlebih lagi, pemerintah menargetkan besaran inflasi tahun ini 3,5 persen plus minus 1 persen.
Angka deflasi Agustus, terutama dipengaruhi oleh penurunan harga telur ayam, bawang merah, dan tarif angkutan udara. Sehingga sekalipun pemerintah mengklaim stok bahan pangan stabil atau berlebih, tetapi jika distribusinya tak diperhatikan, maka akan menimbulkan kelangkaan di masyarakat dan memicu kenaikkan harga yang bisa mendongkrak angka inflasi.
Apabila pemerintah menginginkan inflasi tahun ini di kisaran target 2,5-4,5 persen, ketiga komoditas pangan tersebut harus benar-benar dikawal.
"Situasi itu bisa memicu kenaikan harga. Sehingga perlu dimonitor dari waktu ke waktu," ujar Suhariyanto.
Di sisi lain, rantai distribusi menjadi bagian penting penyebab fluktuasi harga dalam tata niaga pangan di Tanah Air. Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian Amran Sulaiman kerap menyampaikan rencana Pemerintah menyederhanakan rantai pasokan komoditas bahan pangan.
"Ini untuk menghindari manipulasi harga di tingkat perantara maupun distributor," ucapnya.
Selain itu Menteri Amran juga menyebut akan menindak tegas importir nakal yang menimbun stok bahan pangan. Contohnya yang dilakukan pada tiga tersangka pelaku penimbunan 182 ton bawang putih di Marunda, DKI Jakarta, Mei lalu. Ketika itu izin impor ketiganya langsung dicabut.
Untuk memastikan tidak ada penimbunan, Kementerian Pertanian juga telah membentuk Satgas Pangan sampai ke tingkat Polres sehingga dapat menjangkau setiap wilayah.
Deflasi pada Agustus sebagai cermin terjaganya stabilitas kebutuhan pangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat deflasi sejalan dengan upaya pemerintah yang ingin terus menjaga kepercayaan masyarakat dalam kondisi ketidakpastian global seperti saat ini.
"Pemerintah akan terus menjaga sumber penyebab inflasi dengan menjaga harga kebutuhan pangan, maupun berkoordinasi dengan otoritas moneter untuk menjaga pergerakan rupiah," kata Menkeu. **
Editor | : | |
Sumber | : | republika.co.id |
- PT Naffar Perdana Wisata Ajak Semua Travel Umroh Untuk Kerjasama Raih Keberkahan Memuliakan Tamu Allah
- LippoLand Perkuat Posisi dengan Visi, Misi, dan Logo Baru Sambut Pertumbuhan Industri Properti
- Specta Color Zumba Bersama Liza Natalia di WaterBoom Lippo Cikarang
- BPR Syariah HIK Parahyangan Raih Penghargaan Infobank Sharia Award 2024
- RUPSLB PT Lippo Cikarang Tbk Setujui Rights Issue 3 Miliar Saham untuk Pengembangan Bisnis
- CIMB Niaga Suryacipta Dipimpin Banker Muda Inspiratif Krisfian A. Hutomo
- Kurniasih Dukung Upaya Kemenaker Agar Tidak Ada PHK di Sritex
- Anggota IKAPEKSI INDONESIA Desak Penyelesaian Konflik dan Langkah Hukum terhadap Pelanggar
- LPCK Berkomitmen Menciptakan Lingkungan Asri dan Harmonis
- LPCK Terus Berinovasi Sambut Pertumbuhan Pasar Properti
- IKAPEKSI Gelar Munaslub, Pranyoto Widodo Terpilih Sebagai Ketua DPP Periode 2024-2029
- POJK Merger BPR/S, Ini Kata Ketua Umum DPP Perbarindo Tedy Alamsyah
- Perbarindo DKI Jakarta dan Sekitarnya Gelar Rakerda. Bahas Merger BPR/S
- Peserta Tunggak Iuran, BPJS Kesehatan Cabang Bekasi Dorong Manfaatkan Program Rehab
- Bank Syariah Artha Madani Raih 2 Penghargaan Tata Kelola di GRC Awards 2024
0 Comments