Senin, 03/09/2018 15:35 WIB
MUI Heran Atas Penolakan Tausiyah Ustaz Somad
JAKARTA, DAKTA.COM - Ustaz Abdul Somad kembali mengalami penolakan dari pihak-pihak tertentu yang tidak menyukainya. Bahkan, kali ini mubaligh yang sempat menjadi pengurus Nahdlatul Ulama cabang Riau (2009-2014) itu terpaksa membatalkan sejumlah jadwal ceramah di tiga provinsi.
Profesor Yunahar Ilyas ikut menanggapi hal tersebut. Figur yang kini memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengaku heran dengan adanya orang-orang yang berupaya meredam dakwah Ustaz Abdul Somad. Bahkan, dia menyebut upaya penolakan demikian sebagai persekusi.
“Saya heran, kok masih ada yang menolak UAS (Ustaz Abdul Somad)? Apa masalahnya? Tidak boleh ada persekusi kepada siapapun,” kata Yunahar Ilyas saat dihubungi, Senin (3/9).
Ulama kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, itu juga mendesak pihak kepolisian untuk tampil terdepan dalam melindungi hak-hak segenap warga dalam menyuarakan pendapat di muka umum. Berbagai persekusi seharusnya ditindak tegas secara hukum yang berlaku. Apalagi, sasaran persekusi tersebut adalah dakwah Islam, yang tidak mungkin menimbulkan dampak destruktif di tengah masyarakat.
Sosok Ustaz Abdul Somad diketahui sudah pernah tampil memenuhi banyak undangan dari pihak TNI, Polri, Parlemen, sejumlah kementerian/BUMN, serta Wakil Presiden RI.
“Pemerintah dalam hal ini kepolisian harus bisa menjamin kebebasan berdakwah di negara ini,” tegas Yunahar Ilyas.
Sebelumnya, UAS mengaku menerima berbagai ancaman dari pihak-pihak tertentu, sehingga terpaksa membatalkan rencana ceramahnya di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta. Melalui akun Instagram-nya, lulusan S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) itu memaparkan alasan-alasannya.
“Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain-lain terhadap taushiyah di beberapa daerah seperti di Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang. Beban panitia yang semakin berat. Kondisi psikologis jamaah dan saya sendiri,” tulis Ustaz Abdul Somad melalui media sosial tersebut, yang telah dikonfirmasi.
“Maka, saya membatalkan beberapa janji di daerah Jawa Timur, Yogyakarta: (jadwal-jadwalnya) September di Malang, Solo, Boyolali, Jombang, Kediri; Oktober di Yogyakarta; Desember janji dengan Ustadz Zulfikar di daerah Jawa Timur,” paparnya.
Lulusan S-2 Darul Hadits El-Hassania (Maroko) itu juga meminta maaf kepada seluruh kaum Muslimin yang merasa dirugikan dengan adanya pembatalan tersebut. Ketika ditanyai langsung, dia enggan menyebutkan pihak-pihak mana yang mengintimidasinya. Hanya saja, pihaknya menyayangkan berbagai kejadian penolakan atas dakwah Islam.
“Kita bukan sedang perang melawan Israel. Wong cuma ceramah kok,” ucapnya, Senin (3/9). **
Editor | : | |
Sumber | : | republika.co.id |
- Pelaku Penusukan Maut Bocah Pulang Mengaji di Cimahi Ditangkap Polisi
- Komnas HAM: Gas Air Mata Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan
- Kapolri Pastikan Irjen Teddy Minahasa Ditangkap Kasus Narkoba
- Polri Naikkan Tragedi Kanjuruhan Jadi Penyidikan, Tersangka Segera Ditetapkan
- Polri Libatkan Kompolnas Awasi Investigasi Tragedi Kanjuruhan
- Putri Candrawathi Akhirnya Resmi Ditahan
- Polri Limpahkan Tersangka Ferdy Sambo dkk ke Kejaksaan Pekan Depan
- Banding Ditolak, Ferdy Sambo Tetap Diberhentikan Tidak Hormat dari Polri!
- Gubernur Papua Lukas Enembe Diduga Alirkan Uang ke Rumah Judi di Luar Negeri
- Motif Penganiayaan Santri Pondok Gontor hingga Tewas, Diduga karena Masalah Kekurangan Alat
- Pakar Pidana Sebut Penganiayaan Santri Gontor Bisa Dikualifikasikan Pembunuhan
- IPW Yakin Motif Pelecehan Seksual Putri Candrawathi Hanya Alibi
- LPSK Sebut Bharada E Sempat Emosi Saat Rekonstruksi karena Tak Sesuai
- 3 Poin Kasus KM 50 yang Disinggung Laskar FPI ke Kapolri
- Kapolri: Motif Pembunuhan Brigadir J Pelecehan atau Perselingkuhan
0 Comments