Senin, 27/08/2018 09:52 WIB
Pemerintah Bakal Bangun Rumah Transisi Korban Gempa Lombok
JAKARTA, DAKTA.COM - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada akan membangun rumah transisi dalam bentuk klaster bagi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Kemenhub bersama dengan stakeholder yang ada akan memberikan tali kasih kepada korban bencana selain membantu dalam bentuk keperluan sehari-hari, kami juga pastikan logistik air bisa berjalan baik dan merata,” kata Menhub, Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (27/8).
Selain itu Menhub juga mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Fakuktas Teknik UGM untuk membangun rumah-rumah yang bersifat temporer tapi bisa menjadi growing house.
“Ini satu hal yang baik, karena nantinya rumah ini akan dibangun dengan material yang sudah ada. Kami akan bangun 50 rumah dalam bentuk satu klaster,” ucap Menhub.
Menhub berharap program ini bisa berjalan cepat sehingga tanggal 9 September ini bisa selesai dalam waktu satu minggu bisa selesai 50 rumah.“Kami ingin masyarakat Lombok ini cepat bangkit dan kembali bekerja sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam mengatakan bahwa program rumah ini adalah untuk memberikan bantuan tempat tinggal yang lebih baik dibanding tenda bagi warga Lombok.
“Maka dibuat program rumah yang disebut rumah transisi, artinya rumah ini tidak perlu dibongkar lagi, tapi bisa jadi rumah permanen dengan satu sistem Hunian Transisi Menuju Permanen (HUNTRAP),” jelas Nizam.
Nizam mengatakan, proses pembuatnya sangat sederhana, misalnya dindingnya bisa menggunakan anyaman bambu atau pakai papan yang masih tersisa dan rumah tersebut pelan-pelan tumbuh dan berkembang.
“Diawali rumah inti 18 meter persegi tapi bisa tumbuh menjadi 36, menjadi 72 sesuai perkembangan kesiapan masyarakat untuk mengembangkan sendiri. Jadi kami ingin basisnya masyarakat sendiri yang bangkit dan berdaya kembali untuk menbangun masa depannya dari keruntuhan bencana ini,” paparnya.
Nizam menambahkan, estimasi biaya dan waktu untuk satu rumah diperkirakan memakan waktu dua hari dengan tiga orang tukang dan biaya sekitar Rp10 juta untuk rangka dan atapnya sampai bisa ditempati.
“Lokasinya sesuai arahan Pak Menteri di sekitar Pelabuhan Pemenang. Ini harus segera, agar ekonomi pariwisata bisa segera tumbuh dan pulih kembali. Untuk material yang digunakan rangka dari kanal baja yang tahan gempa, atapnya bisa dari aluminum yang ringan," pungkasnya. **
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
0 Comments