Kamis, 09/08/2018 08:03 WIB
LPA Generasi Minta Perlindungan Khusus Bagi Anak Korban Gempa
JAKARTA, DAKTA.COM - Bencana gempa yang mengguncang wilayah Lombok dengan kekuatan 6,4 SR dan 7,0 SR dalam selang waktu satu minggu meluluh lantakkan sebagian besar infrastruktur yang ada di wilayah tersebut.
"Bencana alam yang dahsyat sesungguhnya dapat menimbulkan gangguan stress pasca trauma bagi anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini harus bisa dipahami oleh setiap orang yang terjun langsung ke medan bencana sebagai relawan," terang Ketua Lembaga Perlindungan Anak Generasi, Ena Nur Janah kepada para wartawan, Kamis (9/8).
Para korban, menurut Ena, tidak hanya perlu dibantu kebutuhan dasarnya, tetapi kesehatan psikisnya juga menjadi hal yang cukup mendasar untuk diperhatikan.
"Peristiwa gempa yang beruntun selalu membayangi mereka sehingga membuat mereka semakin gelisah dan hidup dalam penuh kekhawatiran. Padahal mereka harus cukup istirahat agar tidak memperburuk kondisi fisik mereka yang mengalami kelelahan," imbuhnya.
Ena melanjutkan, anak-anak adalah korban yang paling rentan dalam kondisi bencana karena mereka memiliki keterbatasan daya tahan baik secara fisik maupun psikis.
"Anak-anak adalah aset bangsa yang harus terus dilindungi dalam situasi apapun, terlebih dalam situasi kebencanaan seperti yang terjadi di Lombok. Mereka sangat membutuhkan berbagai kebutuhan mendasar untuk menjalankan kehidupannya sehari-hari," tegasnya.
Ena meminta kepada semua relawan agar dapat turut menghadirkan keceriaan bagi anak-anak korban gempa ini untuk memulihkan trauma psikis mereka.
"Anak-anak harus tetap ceria menjalani kehidupannya. Kondisi bencana yang traumatis harus bisa diatasi bersama-sama dengan menghadirkan keceriaan bagi anak-anak. Mengatasi ketakutan, kecemasan dan mimpi buruk mereka dengan mendengarkan keluh kesah mereka," lanjutnya.
Ena juga meminta agar para anak-anak korban gempa ini dibuatkan sekolah darurat agar mereka mempunyai rutinitas yang menyenangkan, serta dapat membantu mereka dalam mengatasi kejenuhan.
"Anak-anak korban gempa ini harus terus bisa menatap masa depannya dengan optimis. Berkumpul kembali bersama teman-teman meski dengan kondisi seadanya. Semua itu mampu menghilangkan kesedihan yang mereka rasakan, sekaligus memunculkan keceriaan diantara mereka," tutupnya. **
Reporter | : | |
Editor | : |
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
0 Comments